Nilai merupakan sebuah kumpulan dari keyakinan, perilaku, pribadi, dan sikap. Keyakinan yaitu kumpulan sebuah sikap yang konsisten, dimana seseorang menilai baik atau tidaknya sesuatu kemudian diujikan di dalam diri dan lingkungannya.
Sementara perilaku (menurut saya) adalah sebuah tindakan seseorang yang mencerminkan kepribadian orang tersebut dan pribadi adalah orang itu sendiri—orang yang memiliki sebuah keyakinan akan suatu hal sehingga semuanya menjadi sebuah nilai. Sikap menurut Robbin adalah pernyataan evaluatif, baik yang menyenangkan maupun tidak menyenangkan terhadap suatu objek, individu, atau peristiwa. Komponen utama dari sebuah sikap ada tiga, yaitu komponen kognitif, komponen afektif,
dan komponen perilaku.
- komponen kognitif adalah sebuah keyakinan seseorang
terhadap sesuatu. Saya akan mencoba untuk membuat sebuah
contoh: seseorang yang memiliki keyakinan bahwa tidak ada
yang namanya "genk" dalam hidup. Berteman dengan siapa saja
karena semua manusia diciptakan sama.
- komponen afektif adalah perasaan dari sebuah sikap. Saya
akan mencoba untuk membuat sebuah contoh, "saya tidak suka
gadis itu karena dia hanya bermain berkelompok saja."
- komponen perilaku adalah sebuah akhir dari yang telah
diproses dalam komponen kognitif dan afektif. Sebuah sikap
merujuk paa suatu maksud untuk berperilaku dalam cara
tertentu terhadap seseroang atau sesuatu. Jadi, dari
contoh-contoh di atas si "saya" memilih untuk tidak mencoba
berteman dengan "gadis itu" karena menurutnya percuma, "gadis
itu" hanya ingin berteman dengan teman sekelompoknya saja.
Bicara tentang nilai, di tengah pembahasan tentang nilai kelas membicarakan tentang lokalisasi prostitusi. Bicara tentang prostitusi itu benar atau tidak, saya cukup bingung dengan permasalahan ini. Mungkin saya akan menjawab "benar" dan juga "tidak benar". Saya memiliki alasan dari kedua jawaban tersebut. Alasan saya menjawab benar, setidaknya dengan adanya prostitusi (seharusnya) kejahatan sexual bisa teratasi. Namun nyatanya tidak, walau sudah ada seseorang yang memiliki "pekerjaan" tersebut, kejahatan sexual masih terjadi dimana-mana. Ironis sekali. Alasan saya menjawab tidak benar karena prostitusi melanggar norma agama walau dalam agama, itu sudah urusan individu dengan Tuhannya. Saya mendengar ada yang menjawab tidak benar karena akan menyebarkan virus HIV. Menurut saya, orang yang bekerja dalam "pelacuran" lebih memperhatikan kesehatan dan kebersihan "miliknya" karena mereka ingin memberikan yang terbaik kepada "pelanggannya". Virus HIV itu terjadi karena pergaulan bebas (yang dilakukan bukan dengan pelacur, bisa saja dengan teman sepergaulan) bukan karena prostitusi (walau mungkin ada juga dari hal tersebut). Kembali bicara pada lokalisasi prostitusi hal tersebut merupakan ide yang cukup baik karena menurut saya dengan adanya lokalisasi, orang-orang yang tidak setuju dengan adanya prostitusi tidak akan terganggu.
Nilai juga berhubungan dengan kepuasan kerja. Kepuasan kerja menurut Robbin adalah sebagai suatu perasaan positif tentang pekerjaan seseorang yang merupakan hasil dari sebuah evaluasi karakteristiknya. Seseorang dengan tingkat kepuasan kerja yang tinggi memiliki perasaan-perasaan positif tentang pekerjaan tersebut, sementara seseorang yang tidak puas memiliki perasaan-perasaan yang negatif tentang
pekerjaan tersebut.
Kepuasan kerja terjadi karena tiga faktor, diantaranya sesuai dengan kepribadian, merupakan pilihan yang disukai, dan merupakan hal yang terbaik. Puas bila dihubungkan dengan sebuah pekerjaan terdiri dari dua macam, pertama adalah keterlibatan kerja yaitu ditunjuk untuk melakukan sebuah pekerjaan dan menjalaninya dengan senang hati. Kedua adalah sebuah komitmen (perjanjian) dan komitmen tersebut kita sukai.
Dalam hal pekerjaan, kita sering mendengar kata Loyalitas. Pada umumnya orang-orang mendefinisikan loyalitas merupakan sebuah kesetiaan. Dalam dunia kerja, kesetiaan datang karena beberapa hal, diantaranya:
1. Suka; orang tersebut suka dengan pekerjaan yang dijalaninya sehingga dia dengan sepenuh hati mengabdikan dirinya dalam pekerjaan tersebut.
2. Penghargaan/bangga; seseorang memiliki rasa kebanggan tersendiri dalam melakukan pekerjaan tersebut. Sebagai contoh adalah abdi dalam di keraton-keraton. Semakin loyal mereka, semakin bangga mereka karena menjadi seorang abdi adalah sebuah kebanggan.
3. Stuck on one job; yaitu dimana seseorang tidak dapat pindah ke pekerjaan lain karena hanya pekerjaan tersebut yang bisa dia kerjakan. Orang tersebut tidak memiliki kemampuan lain, walau dia tidak begitu atau tidak menyukai pekerjaan yang dia lakukan saat ini dia tetap setia terhadap pekerjaan tersebut karena tidak ada pilihan lain.
Jadi, kesimpulannya adalah nilai terdiri dari tiga faktor diantaranya terminal, instrumental, dan budaya. Terminal adalah tujuan dari suatu nilai tersebut, instrumentar adalah cara mencapai tujuan yang sudah direncanakan dan budaya adalah hal-hal yang mempengaruhi tujuan dan cara untuk mencapainya tersebut. Dalam kepuasan kerja, hal yang terbaik adalah terminal (tujuan) seseorang.
Sementara perilaku (menurut saya) adalah sebuah tindakan seseorang yang mencerminkan kepribadian orang tersebut dan pribadi adalah orang itu sendiri—orang yang memiliki sebuah keyakinan akan suatu hal sehingga semuanya menjadi sebuah nilai. Sikap menurut Robbin adalah pernyataan evaluatif, baik yang menyenangkan maupun tidak menyenangkan terhadap suatu objek, individu, atau peristiwa. Komponen utama dari sebuah sikap ada tiga, yaitu komponen kognitif, komponen afektif,
dan komponen perilaku.
- komponen kognitif adalah sebuah keyakinan seseorang
terhadap sesuatu. Saya akan mencoba untuk membuat sebuah
contoh: seseorang yang memiliki keyakinan bahwa tidak ada
yang namanya "genk" dalam hidup. Berteman dengan siapa saja
karena semua manusia diciptakan sama.
- komponen afektif adalah perasaan dari sebuah sikap. Saya
akan mencoba untuk membuat sebuah contoh, "saya tidak suka
gadis itu karena dia hanya bermain berkelompok saja."
- komponen perilaku adalah sebuah akhir dari yang telah
diproses dalam komponen kognitif dan afektif. Sebuah sikap
merujuk paa suatu maksud untuk berperilaku dalam cara
tertentu terhadap seseroang atau sesuatu. Jadi, dari
contoh-contoh di atas si "saya" memilih untuk tidak mencoba
berteman dengan "gadis itu" karena menurutnya percuma, "gadis
itu" hanya ingin berteman dengan teman sekelompoknya saja.
Bicara tentang nilai, di tengah pembahasan tentang nilai kelas membicarakan tentang lokalisasi prostitusi. Bicara tentang prostitusi itu benar atau tidak, saya cukup bingung dengan permasalahan ini. Mungkin saya akan menjawab "benar" dan juga "tidak benar". Saya memiliki alasan dari kedua jawaban tersebut. Alasan saya menjawab benar, setidaknya dengan adanya prostitusi (seharusnya) kejahatan sexual bisa teratasi. Namun nyatanya tidak, walau sudah ada seseorang yang memiliki "pekerjaan" tersebut, kejahatan sexual masih terjadi dimana-mana. Ironis sekali. Alasan saya menjawab tidak benar karena prostitusi melanggar norma agama walau dalam agama, itu sudah urusan individu dengan Tuhannya. Saya mendengar ada yang menjawab tidak benar karena akan menyebarkan virus HIV. Menurut saya, orang yang bekerja dalam "pelacuran" lebih memperhatikan kesehatan dan kebersihan "miliknya" karena mereka ingin memberikan yang terbaik kepada "pelanggannya". Virus HIV itu terjadi karena pergaulan bebas (yang dilakukan bukan dengan pelacur, bisa saja dengan teman sepergaulan) bukan karena prostitusi (walau mungkin ada juga dari hal tersebut). Kembali bicara pada lokalisasi prostitusi hal tersebut merupakan ide yang cukup baik karena menurut saya dengan adanya lokalisasi, orang-orang yang tidak setuju dengan adanya prostitusi tidak akan terganggu.
Nilai juga berhubungan dengan kepuasan kerja. Kepuasan kerja menurut Robbin adalah sebagai suatu perasaan positif tentang pekerjaan seseorang yang merupakan hasil dari sebuah evaluasi karakteristiknya. Seseorang dengan tingkat kepuasan kerja yang tinggi memiliki perasaan-perasaan positif tentang pekerjaan tersebut, sementara seseorang yang tidak puas memiliki perasaan-perasaan yang negatif tentang
pekerjaan tersebut.
Kepuasan kerja terjadi karena tiga faktor, diantaranya sesuai dengan kepribadian, merupakan pilihan yang disukai, dan merupakan hal yang terbaik. Puas bila dihubungkan dengan sebuah pekerjaan terdiri dari dua macam, pertama adalah keterlibatan kerja yaitu ditunjuk untuk melakukan sebuah pekerjaan dan menjalaninya dengan senang hati. Kedua adalah sebuah komitmen (perjanjian) dan komitmen tersebut kita sukai.
Dalam hal pekerjaan, kita sering mendengar kata Loyalitas. Pada umumnya orang-orang mendefinisikan loyalitas merupakan sebuah kesetiaan. Dalam dunia kerja, kesetiaan datang karena beberapa hal, diantaranya:
1. Suka; orang tersebut suka dengan pekerjaan yang dijalaninya sehingga dia dengan sepenuh hati mengabdikan dirinya dalam pekerjaan tersebut.
2. Penghargaan/bangga; seseorang memiliki rasa kebanggan tersendiri dalam melakukan pekerjaan tersebut. Sebagai contoh adalah abdi dalam di keraton-keraton. Semakin loyal mereka, semakin bangga mereka karena menjadi seorang abdi adalah sebuah kebanggan.
3. Stuck on one job; yaitu dimana seseorang tidak dapat pindah ke pekerjaan lain karena hanya pekerjaan tersebut yang bisa dia kerjakan. Orang tersebut tidak memiliki kemampuan lain, walau dia tidak begitu atau tidak menyukai pekerjaan yang dia lakukan saat ini dia tetap setia terhadap pekerjaan tersebut karena tidak ada pilihan lain.
Jadi, kesimpulannya adalah nilai terdiri dari tiga faktor diantaranya terminal, instrumental, dan budaya. Terminal adalah tujuan dari suatu nilai tersebut, instrumentar adalah cara mencapai tujuan yang sudah direncanakan dan budaya adalah hal-hal yang mempengaruhi tujuan dan cara untuk mencapainya tersebut. Dalam kepuasan kerja, hal yang terbaik adalah terminal (tujuan) seseorang.