Tokoh:
-
Kartini
-
Merry
-
Nevy
-
Eka
-
Mia
-
Nia
PT Styles adalah sebuah
perusahaan retail terbesar di Indonesia. Perusahaan ini adalah sebuah
perusahaan keluarga yang dikelola oleh keluarga Styles. Dikarenakan Presiden
Direktur tiba-tiba mengalami serangan jantung dan dinyatakan umurnya tidak lama
lagi, Presiden Direktur yang kebetulan adalah Tuan Styles mengutus Manajer Mia
untuk menilai kedua cucunya—Kartini dan Merry. Siapa yang berkinerja paling
baik, dialah yang akan menggantikan Tuan Styles sebagai seorang presdir.
Pagi hari di PT Styles
Kartini : (mata tajam) Aku tahu kalau kamu bisa mundur
dengan tenang, sepupuku tersayang.
Mery : Rencana kotor apa lagi yang akan kamu
lakukan Kar?
Kartini : (mengangkat kedua tangan) aku selalu
melakukannya dengan bersih.
Mery : Baiklah, untuk kali ini aku tidak akan
tinggal diam. Aku akan melakukannya dengan
jujur.
Kartini : Jangan terlalu naïf. Baiklah, aku akan
menunggu hasil dari kejujuranmu. (pergi
meninggalkan Merry)
***
Nevi mondar-mandir di
ruangannya. Wanita paru baya itu terlihat tidak tenang. Tiba-tiba, pintu
ruangannya terbuka tanpa ada yang diketuk sebelumnya.
Kartini : (berjalan tergesa-gesa) Moomy!
Nevi : Ada apa sayang? Kenapa kamu terlihat
sangat kesal?
Kartini : Si Mery Mom, dia sudah mulai berani sama aku.
Dia bilang dia tidak akan tinggal diam.
Bagaimana ini? Aku tidak mau kalau dia
merebut yang seharusnya menjadi milik aku!
Nevi : Tenang saja sayang, Moomy punya ide yang
sejak tadi Moomy sedang pikirkan.
Sekarang ayo kita duduk dulu. (duduk bersama
Kartini)
Kartini : (terlihat penasaran) Apa? Apa yang sedang
Moomy pikirkan?
Nevi : Kamu kenal dengan Bu Eka?
Kartini : (berpikir) Investor tertinggi?
Nevi : (mengangguk)
Kartini : (bingung) Apa yang mau dimanfaatkan darinya?
Nevi : (memberikan selembar foto) Dia sedang
mencari anaknya yang hilang. Berpura-puralah
menjadi anaknya, lalu bujuklah dia untuk
berinvestasi di perusahaan kita. Dengan
begitu, kita mendapat nilai plus dari Manajer
Mia.
Kartini : Tapi bagaimana bisa aku berpura-pura menjadi
anaknya? Jelas-jelas aku adalah anak
Moomy dan aku cucunya Tuan Styles.
Nevi : Kau turuti saja perkataan Moomy. Nanti
Moomy yang mengatur.
***
Mery dan Manajer Mia
sedang bersama di kantor Manajer Mia. Wajah mereka tampak serius karena sedang
membicarakan sesuatu.
Mery : Tante
Mia, aku ingin mengatakan sesuatu pada Tante.
Mia :
Tentu saja, silahkan.
Mery :
Tante, sejak aku kecil Tante sudah mengenalku kan?
Mia :
Tentu saja, aku adalah sahabat baik Ibumu. Sebelum kepergian Ibumu ke Inggris
dan
menghilang begitu saja, Ibumu berpesan padamu untuk terus mengawasimu.
Mery : Jadi
Tante tahu dong, kalau aku itu tidak pernah berbohong?
Mia :
Tentu saja. Apa yang mau kamu sampaikan, Mery?
Mery : (mengecek ke luar ruangan memastikan tidak
ada yang menguping lalu kembali ke
Manajer Mia) Tante, aku tahu kalau Tante
ditugaskan kakek untuk menilai kami berdua.
Akan siapa yang paling pantas menggantikan
kakek. Tante, aku mengetahui satu hal.
Mia : Apa itu?
Mery : Setelah berhasil menduduki posisi sebagai
Presdir, Kartini dan Mamanya akan menjual
perusahaan ini dan membeli perusahaan baru.
Tante tahu kan, perusahaan ini dibangun
dengan keringat kakek susah payah. Aku
bukannya tamak kekuasaan, tapi aku hanya
ingin melindungi perusahaan keluarga ini
Tante. Jadi aku mohon Tante, biarkan aku
yang memenangkan kompetisi ini.
Mia : (memegang tangan Mery) Walau aku
diberikan wewenang untuk memilih kalian
berdua, tapi aku menentukan itu berdasarkan
penilaian karyawan-karyawan yang lain.
Mereka tahu kalau kita dekat, aku tidak mau
ada selentingan kalau kita bekerja sama.
Oleh karena itu, berusahalah dengan keras.
Tunjukkan pada semuanya, kalau kamu
memang layak untuk memimpin perusahaan ini.
Mery : Tapi bagaimana kalau kelicikan mereka
berhasil, Tante?
Mia : Setiap cerita pasti happy ending, kalau
belum happy berarti itu belum ending. Yang baik
pasti akan menang, sayang.
Mery : Baik Tante, pastikan Tante mengawasi
gerak-gerik kecurangan mereka ya Tante.
Mia : Jangan khawatir, sayang.
***
Udara segar menghempas
rambut Ny. Nevi dan Ny. Eka yang sedang santai duduk di sebuah restoran outdoor
sambil menyeruput segelas kopi.
Eka : Apa yang mau kamu tunjukkan padaku, Nev?
Nevi : Anakmu, Ka.
Eka : (mata membulat) Apa kau serius?
Bagaimana kamu yakin? Kecelakaan pesawat 15
tahun yang lalu membuat wajahku hancur dan
aku harus menjalankan operasi plastik di
wajahku. Wajahku di foto ini saja terbakar.
Kamu sedang tidak mempermainkanku kan
Nev?
Nevi : Aku punya yang satu lagi. (memberikan
senyum palsu sambil memberikan selembar
foto yang sama)
Eka : (terkejut dan terharu) Benar ini aku?
Nevi : (mengangguk)
Eka : Dimana dia sekarang?
Kartini : Aku disini, Mama. (berpura-pura sedih)
Eka : (beranjak bangun dan memeluk Kartini)
Anakku.
Kartini : (membalas pelukan Eka lalu mengedipkan
matanya ke Nevi) Mama. (melepas pelukan)
Nevi : Aku temukan anakmu di sebuah taman
bermain, dia bilang dia mencari-cari Mamanya
yang tidak pulang-pulang. Jadi sejak dia
berumur 9 tahun aku urus dia Ka.
Eka : Oh aku benar-benar tidak bisa mengenali
anakku sendiri, kecelakaan itu bukan hanya
menghilangkan identitas asliku tetapi juga
ingatanku.
Nevi : Sudahlah Eka, yang terpenting adalah
sekarang kamu sudah bertemu dengan satu-
satunya orang yang sedarah denganmu di dunia
ini.
Eka : (terharu) Kamu benar Nev, terimakasih
Nev sudah melakukan semua ini untukku.
Anakku, apa yang kamu inginkan? Katakan
padaku.
Nevi : (tersenyum jahat pada Kartini)
Kartini : (mengangguk) Apa sekarang aku boleh memanggil
Mama?
Eka : Tentu saja. Kamu anakku.
Kartini : Aku dibesarkan Moomy Nevi, perananku di
perusahaan pun cukup besar. Walau aku
bukan anak kandung Moomy Nevi, tapi aku
sangat sayang padanya dan juga sangat
sayang pada perusahaan. Tidak ada yang ingin
kuminta, mobil, pakaian, gadget,
semuanya aku sudah punya. Aku hanya ingin
memajukan perusahaan. Jadi, maukah
Mama menanamkan investasi di perusahaan kami?
Eka : (tersenyum bangga) Tentu saja.
***
Di dalam ruangannya,
Mery memandangi selembar foto—satu-satunya kenangan akan dirinya dengan Ibu
kandungnya.
Mery : Mama, andai Mama masih ada. Aku ingin
seperti Kartini, selalu ada Mamanya yang
membantunya menjalankan misi jahatnya. Kalau
kita bersama, Mama pasti akan
membantuku untuk melawan kejahatan mereka
kan?
Pintu tiba-tiba
terbuka. Masuklah Kartini dengan senyum penuh kemenangan.
Mery : Kamu diberikan tangan untuk melakukan
hal-hal yang berguna seperti mengetuk pintu
apabila memasuki ruangan orang lain. Dimana
sopan santunmu?
Kartini : Kita kan bersaudara, kita bukan orang lain.
Oh iya, kamu harus siap-siap kalah Mer.
Sudah itu saja yang ingin aku katakan.
Mery : Kalau sudah selesai bicara, silahkan
keluar.
Kartini : (kesal) Aku pun sudah tidak sabar ingin
keluar dari ruangan pengap ini. (keluar dengan
angkuh)
***
Nyonya Eka
menginvestasikan hampir seluruh sahamnya di PT Styles. Dia memberitahukan kalau
semuanya karena Kartini sehingga semua karyawan kini mengeluh-eluhkan Kartini.
Nama Kartini terangkat dengan begitu cepat. Semua orang di karyawan tidak
mengetahui akal bulus yang dilakukan Kartini dengan Nevi—Mamanya. Sehingga nama
Mery kini tenggelam begitu saja.
Kabar bahwa Nyonya Eka
adalah Ibu kandung Kartini sengaja tidak dipublikasikan dikarenakan
alasan-alasan palsu yang dikatakan Kartini dan Nevi kepada Nyonya Eka.
Hal tersebut
menimbulkan kecurigaan di dalam diri Nyonya Eka sendiri. Namun dia tidak ingin
bertindak gegabah, dia hanya diam hingga menemukan kenyataan yang terjadi
kenapa Kartini dan Nevi melarangnya untuk mempublikasikan bahwa Kartini dan Eka
adalah anak dan Ibu.
Di siang yang terik,
Mery dan Nyonya Eka tidak sengaja bertemu dan mereka bertabrakan kecil. Foto
yang dipegang Mery terjatuh. Nyonya Eka membantunya mengambilkan foto tersebut.
Eka : Maaf. Apa kamu baik-baik saja? (melihat
foto dan terkejut)
Mery : (sibuk merapihkan pakaian) Iya, aku
baik-baik saja. Bagaimana dengan Nyonya?
Eka : Darimana kamu mendapatkan foto ini?
Mery : Ini adalah satu-satunya foto aku bersama
Ibuku 15 tahun yang lalu sebelum beliau pergi
ke Inggris dan mengalami kecelakaan pesawat.
Eka : (terkejut) Aku mau tahu, apa kamu adalah
salah satu cucu Presdir?
Mery : Iya. Ada apa? Bukankah Anda adalah
investor disini?
Eka : Benar. Baiklah, senang bertemu denganmu.
***
Presdir PT Styles
meninggal dunia. Seminggu kemudian, pembaca ahli waris keluarga Styles—Ilmania
datang ke rumah keluarga Styles. Semua keluarga berkumpul disana untuk
mendengarkan pembacaan warisan.
Kartini dan Nevi
tersenyum bahagia karena tidak sabar akan semua hasil dari kebohongan mereka
yang sangat cerdas.
Nia : Selamat pagi?
All : Selamat pagi.
Nia : Saya Ilmania, ingin membacakan tentang
siapa-siapa yang berhak menjadi ahli waris
keluarga Styles. Disini, pada pukul 08.00 WIB
pada hari Rabu, 5 Desember 2012 di
kediaman keluarga Styles saya akan membacakan
para ahli waris. Dalam surat waris ini,
Tuan Styles menyatakan bahwa yang berhak
menggantikan dirinya sebagai Presiden
Direktur adalah… (seketika hening) Kartini
Ismayanti.
K & N : (tersenyum bahagia lalu tepuk tangan)
Mery : (menunduk sedih)
Mia : (memegang tangan Mery)
Nia : Apa nama yang disebutkan ada disini?
Kartini : Ada! (mengangkat tangan)
Nia : Baiklah kalau begitu, sudah disahkan
kalau penerus perusahaan adalah—
Eka : Tunggu!!!
All : (menatap ke Eka)
Nevi : Bagaimana bisa kamu masuk ke dalam
pertemuan keluarga begini Ka? (cemas)
Eka : Sebaiknya kamu tutup mulutmu Nev, kamu
dan anakmu adalah penipu.
Nevi : Apa maksudnya?
Eka : Mery, bisa kamu tunjukkan foto yang jatuh
ketika kita bertemu?
Kartini : Dia mencurinya dariku, Ma!!
Eka : Diam! Bagaimana kamu tahu kalau dia
mencurinya darimu kalau bukan kamu sendiri
yang mencurinya?
Nia : Disini saya yang memiliki kuasa
tertinggi untuk mengendalikan pertemuan. Apa bisa
tidak mendahulukan emosi kalian?
Eka : Baiklah. Maaf karena kehadiranku sudah
membuat semuanya menjadi kacau.
(menenangkan diri). Mery, bisakah kamu
memberikan foto itu nak?
Mery : (menunjukkan foto)
Eka : Sekarang semuanya terekam jelas. 15
tahun yang lalu, ketika Mery berusia 9 tahun. Aku
pergi ke Inggris. Tapi aku mengalami
kecelakaan pesawat. Wajahku hancur, ingatanku
menghilang. Tapi kedua orang licik itu datang
padaku dan mengatakan kebohongan. Dia
bilang Kartini adalah anakku padahal anakku
yang sebenarnya adalah Mery. Mereka
memanfaatkanku agar aku mau menanamkan
investasi di PT Styles. Dengan begitu,
orang-orang akan mengeluh-eluhkan mereka.
Nevi : Sudahlah, tidak ada hubungannya. Apa yang
sudah ditetapkan di surat warisan itu tidak
bisa diubah-ubah.
Eka : Tapi anakmu adalah salah satu penipu.
Aku bisa membawa ini ke ranah hukum.
Mery : Baiklah. Aku akan angkat bicara. Aku tahu
kalau mereka ingin menjual perusahaan ini
setelah Kartini menjadi Presdir disini dan
menikmati keuntungan sendiri.
Kartini : Jangan asal bicara. Kamu tidak punya bukti.
Jangan sampai apa yang kamu katakan
menghancurkan dirimu sendiri, Mer!
Mery : Siapa bilang? (mengeluarkan recorder dan
terdengar percakapan antara Kartini dan
Nevi)
Nia : Baiklah, pembacaan ahli waris akan
ditunda hingga besok pagi setelah melakukan
pertimbangan-pertimbangan yang ada. Untuk
hari ini, pembacaan ahli waris akan saya
tutup.
***
Keesokan harinya,
pembacaan ahli waris kembali dibacakan oleh Nia dan yang memenangkan ahli waris
adalah Mery.
Nia : Apakah saudara Mery ada disini?
Mery : Saya ada disini.
Mia : Selamat sayang, kamu harus menjadi
Presdir yang bijaksana.
Eka : Kamu tenang saja, tidak aka nada yang
mengganggumu lagi. Nevi dan Kartini sudah
aku urus.
Mia : Kemana mereka, ngomong-ngomong Ka?
Eka : Di penjara.
Mia : Kamu memang sahabatku. Hanya wajahmu
saja yang berubah, tapi kecerdasanmu tidak.
Nia : Selamat untuk kalian semua.
Mery : Terima kasih telah menjadi orang yang
bijaksana.
THE
END