Senin, 03 Desember 2012

Drama Perilaku Organisasi

-->
Tokoh:
-          Kartini
-          Merry
-          Nevy
-          Eka
-          Mia
-          Nia
PT Styles adalah sebuah perusahaan retail terbesar di Indonesia. Perusahaan ini adalah sebuah perusahaan keluarga yang dikelola oleh keluarga Styles. Dikarenakan Presiden Direktur tiba-tiba mengalami serangan jantung dan dinyatakan umurnya tidak lama lagi, Presiden Direktur yang kebetulan adalah Tuan Styles mengutus Manajer Mia untuk menilai kedua cucunya—Kartini dan Merry. Siapa yang berkinerja paling baik, dialah yang akan menggantikan Tuan Styles sebagai seorang presdir.
Pagi hari di PT Styles
Kartini : (mata tajam) Aku tahu kalau kamu bisa mundur dengan tenang, sepupuku tersayang.
Mery    : Rencana kotor apa lagi yang akan kamu lakukan Kar?
Kartini : (mengangkat kedua tangan) aku selalu melakukannya dengan bersih.
Mery    : Baiklah, untuk kali ini aku tidak akan tinggal diam. Aku akan melakukannya dengan
  jujur.
Kartini : Jangan terlalu naïf. Baiklah, aku akan menunggu hasil dari kejujuranmu. (pergi
  meninggalkan Merry)
***
Nevi mondar-mandir di ruangannya. Wanita paru baya itu terlihat tidak tenang. Tiba-tiba, pintu ruangannya terbuka tanpa ada yang diketuk sebelumnya.
Kartini : (berjalan tergesa-gesa) Moomy!
Nevi    : Ada apa sayang? Kenapa kamu terlihat sangat kesal?
Kartini : Si Mery Mom, dia sudah mulai berani sama aku. Dia bilang dia tidak akan tinggal diam.
  Bagaimana ini? Aku tidak mau kalau dia merebut yang seharusnya menjadi milik aku!
Nevi    : Tenang saja sayang, Moomy punya ide yang sejak tadi Moomy sedang pikirkan.
  Sekarang ayo kita duduk dulu. (duduk bersama Kartini)
Kartini : (terlihat penasaran) Apa? Apa yang sedang Moomy pikirkan?
Nevi    : Kamu kenal dengan Bu Eka?
Kartini : (berpikir) Investor tertinggi?
Nevi    : (mengangguk)
Kartini : (bingung) Apa yang mau dimanfaatkan darinya?
Nevi    : (memberikan selembar foto) Dia sedang mencari anaknya yang hilang. Berpura-puralah
  menjadi anaknya, lalu bujuklah dia untuk berinvestasi di perusahaan kita. Dengan
  begitu, kita mendapat nilai plus dari Manajer Mia.
Kartini : Tapi bagaimana bisa aku berpura-pura menjadi anaknya? Jelas-jelas aku adalah anak
  Moomy dan aku cucunya Tuan Styles.
Nevi    : Kau turuti saja perkataan Moomy. Nanti Moomy yang mengatur.
***
Mery dan Manajer Mia sedang bersama di kantor Manajer Mia. Wajah mereka tampak serius karena sedang membicarakan sesuatu.
Mery    : Tante Mia, aku ingin mengatakan sesuatu pada Tante.
Mia      : Tentu saja, silahkan.
Mery    : Tante, sejak aku kecil Tante sudah mengenalku kan?
Mia      : Tentu saja, aku adalah sahabat baik Ibumu. Sebelum kepergian Ibumu ke Inggris dan
  menghilang begitu saja, Ibumu  berpesan padamu untuk terus mengawasimu.
Mery    : Jadi Tante tahu dong, kalau aku itu tidak pernah berbohong?
Mia      : Tentu saja. Apa yang mau kamu sampaikan, Mery?
Mery    : (mengecek ke luar ruangan memastikan tidak ada yang menguping lalu kembali ke
  Manajer Mia) Tante, aku tahu kalau Tante ditugaskan kakek untuk menilai kami berdua.
  Akan siapa yang paling pantas menggantikan kakek. Tante, aku mengetahui satu hal.
Mia      : Apa itu?
Mery    : Setelah berhasil menduduki posisi sebagai Presdir, Kartini dan Mamanya akan menjual
  perusahaan ini dan membeli perusahaan baru. Tante tahu kan, perusahaan ini dibangun
  dengan keringat kakek susah payah. Aku bukannya tamak kekuasaan, tapi aku hanya
  ingin melindungi perusahaan keluarga ini Tante. Jadi aku mohon Tante, biarkan aku
  yang memenangkan kompetisi ini.
Mia      : (memegang tangan Mery) Walau aku diberikan wewenang untuk memilih kalian
  berdua, tapi aku menentukan itu berdasarkan penilaian karyawan-karyawan yang lain.
  Mereka tahu kalau kita dekat, aku tidak mau ada selentingan kalau kita bekerja sama.
  Oleh karena itu, berusahalah dengan keras. Tunjukkan pada semuanya, kalau kamu
  memang layak untuk memimpin perusahaan ini.
Mery    : Tapi bagaimana kalau kelicikan mereka berhasil, Tante?
Mia      : Setiap cerita pasti happy ending, kalau belum happy berarti itu belum ending. Yang baik
  pasti akan menang, sayang.
Mery    : Baik Tante, pastikan Tante mengawasi gerak-gerik kecurangan mereka ya Tante.
Mia      : Jangan khawatir, sayang.
***
Udara segar menghempas rambut Ny. Nevi dan Ny. Eka yang sedang santai duduk di sebuah restoran outdoor sambil menyeruput segelas kopi.
Eka      : Apa yang mau kamu tunjukkan padaku, Nev?
Nevi    : Anakmu, Ka.
Eka      : (mata membulat) Apa kau serius? Bagaimana kamu yakin? Kecelakaan pesawat 15
              tahun yang lalu membuat wajahku hancur dan aku harus menjalankan operasi plastik di
  wajahku. Wajahku di foto ini saja terbakar. Kamu sedang tidak mempermainkanku kan
  Nev?
Nevi    : Aku punya yang satu lagi. (memberikan senyum palsu sambil memberikan selembar
  foto yang sama)
Eka      : (terkejut dan terharu) Benar ini aku?
Nevi    : (mengangguk)
Eka      : Dimana dia sekarang?
Kartini : Aku disini, Mama. (berpura-pura sedih)
Eka      : (beranjak bangun dan memeluk Kartini) Anakku.
Kartini : (membalas pelukan Eka lalu mengedipkan matanya ke Nevi) Mama. (melepas pelukan)
Nevi    : Aku temukan anakmu di sebuah taman bermain, dia bilang dia mencari-cari Mamanya
  yang tidak pulang-pulang. Jadi sejak dia berumur 9 tahun aku urus dia Ka.
Eka      : Oh aku benar-benar tidak bisa mengenali anakku sendiri, kecelakaan itu bukan hanya
  menghilangkan identitas asliku tetapi juga ingatanku.
Nevi    : Sudahlah Eka, yang terpenting adalah sekarang kamu sudah bertemu dengan satu-
  satunya orang yang sedarah denganmu di dunia ini.
Eka      : (terharu) Kamu benar Nev, terimakasih Nev sudah melakukan semua ini untukku.
  Anakku, apa yang kamu inginkan? Katakan padaku.
Nevi    : (tersenyum jahat pada Kartini)
Kartini : (mengangguk) Apa sekarang aku boleh memanggil Mama?
Eka      : Tentu saja. Kamu anakku.
Kartini : Aku dibesarkan Moomy Nevi, perananku di perusahaan pun cukup besar. Walau aku
  bukan anak kandung Moomy Nevi, tapi aku sangat sayang padanya dan juga sangat
  sayang pada perusahaan. Tidak ada yang ingin kuminta, mobil, pakaian, gadget,
  semuanya aku sudah punya. Aku hanya ingin memajukan perusahaan. Jadi, maukah
  Mama menanamkan investasi di perusahaan kami?
Eka      : (tersenyum bangga) Tentu saja.
***
Di dalam ruangannya, Mery memandangi selembar foto—satu-satunya kenangan akan dirinya dengan Ibu kandungnya.
Mery    : Mama, andai Mama masih ada. Aku ingin seperti Kartini, selalu ada Mamanya yang
  membantunya menjalankan misi jahatnya. Kalau kita bersama, Mama pasti akan
  membantuku untuk melawan kejahatan mereka kan?
Pintu tiba-tiba terbuka. Masuklah Kartini dengan senyum penuh kemenangan.
Mery    : Kamu diberikan tangan untuk melakukan hal-hal yang berguna seperti mengetuk pintu
  apabila memasuki ruangan orang lain. Dimana sopan santunmu?
Kartini : Kita kan bersaudara, kita bukan orang lain. Oh iya, kamu harus siap-siap kalah Mer.
  Sudah itu saja yang ingin aku katakan.
Mery    : Kalau sudah selesai bicara, silahkan keluar.
Kartini : (kesal) Aku pun sudah tidak sabar ingin keluar dari ruangan pengap ini. (keluar dengan
  angkuh)
***
Nyonya Eka menginvestasikan hampir seluruh sahamnya di PT Styles. Dia memberitahukan kalau semuanya karena Kartini sehingga semua karyawan kini mengeluh-eluhkan Kartini. Nama Kartini terangkat dengan begitu cepat. Semua orang di karyawan tidak mengetahui akal bulus yang dilakukan Kartini dengan Nevi—Mamanya. Sehingga nama Mery kini tenggelam begitu saja.
Kabar bahwa Nyonya Eka adalah Ibu kandung Kartini sengaja tidak dipublikasikan dikarenakan alasan-alasan palsu yang dikatakan Kartini dan Nevi kepada Nyonya Eka.
Hal tersebut menimbulkan kecurigaan di dalam diri Nyonya Eka sendiri. Namun dia tidak ingin bertindak gegabah, dia hanya diam hingga menemukan kenyataan yang terjadi kenapa Kartini dan Nevi melarangnya untuk mempublikasikan bahwa Kartini dan Eka adalah anak dan Ibu.
Di siang yang terik, Mery dan Nyonya Eka tidak sengaja bertemu dan mereka bertabrakan kecil. Foto yang dipegang Mery terjatuh. Nyonya Eka membantunya mengambilkan foto tersebut.
Eka      : Maaf. Apa kamu baik-baik saja? (melihat foto dan terkejut)
Mery    : (sibuk merapihkan pakaian) Iya, aku baik-baik saja. Bagaimana dengan Nyonya?
Eka      : Darimana kamu mendapatkan foto ini?
Mery    : Ini adalah satu-satunya foto aku bersama Ibuku 15 tahun yang lalu sebelum beliau pergi
  ke Inggris dan mengalami kecelakaan pesawat.
Eka      : (terkejut) Aku mau tahu, apa kamu adalah salah satu cucu Presdir?
Mery    : Iya. Ada apa? Bukankah Anda adalah investor disini?
Eka      : Benar. Baiklah, senang bertemu denganmu.
***
Presdir PT Styles meninggal dunia. Seminggu kemudian, pembaca ahli waris keluarga Styles—Ilmania datang ke rumah keluarga Styles. Semua keluarga berkumpul disana untuk mendengarkan pembacaan warisan.
Kartini dan Nevi tersenyum bahagia karena tidak sabar akan semua hasil dari kebohongan mereka yang sangat cerdas.
Nia      : Selamat pagi?
All       : Selamat pagi.
Nia      : Saya Ilmania, ingin membacakan tentang siapa-siapa yang berhak menjadi ahli waris
  keluarga Styles. Disini, pada pukul 08.00 WIB pada hari Rabu, 5 Desember 2012 di
  kediaman keluarga Styles saya akan membacakan para ahli waris. Dalam surat waris ini,
  Tuan Styles menyatakan bahwa yang berhak menggantikan dirinya sebagai Presiden
  Direktur adalah… (seketika hening) Kartini Ismayanti.
K & N : (tersenyum bahagia lalu tepuk tangan)
Mery    : (menunduk sedih)
Mia      : (memegang tangan Mery)
Nia      : Apa nama yang disebutkan ada disini?
Kartini : Ada! (mengangkat tangan)
Nia      : Baiklah kalau begitu, sudah disahkan kalau penerus perusahaan adalah—
Eka      : Tunggu!!!
All       : (menatap ke Eka)
Nevi    : Bagaimana bisa kamu masuk ke dalam pertemuan keluarga begini Ka? (cemas)
Eka      : Sebaiknya kamu tutup mulutmu Nev, kamu dan anakmu adalah penipu.
Nevi    : Apa maksudnya?
Eka      : Mery, bisa kamu tunjukkan foto yang jatuh ketika kita bertemu?
Kartini : Dia mencurinya dariku, Ma!!
Eka      : Diam! Bagaimana kamu tahu kalau dia mencurinya darimu kalau bukan kamu sendiri
  yang mencurinya?
Nia      : Disini saya yang memiliki kuasa tertinggi untuk mengendalikan pertemuan. Apa bisa
  tidak mendahulukan emosi kalian?
Eka      : Baiklah. Maaf karena kehadiranku sudah membuat semuanya menjadi kacau.
  (menenangkan diri). Mery, bisakah kamu memberikan foto itu nak?
Mery    : (menunjukkan foto)
Eka      : Sekarang semuanya terekam jelas. 15 tahun yang lalu, ketika Mery berusia 9 tahun. Aku
  pergi ke Inggris. Tapi aku mengalami kecelakaan pesawat. Wajahku hancur, ingatanku
  menghilang. Tapi kedua orang licik itu datang padaku dan mengatakan kebohongan. Dia
  bilang Kartini adalah anakku padahal anakku yang sebenarnya adalah Mery. Mereka
  memanfaatkanku agar aku mau menanamkan investasi di PT Styles. Dengan begitu,
  orang-orang akan mengeluh-eluhkan mereka.
Nevi    : Sudahlah, tidak ada hubungannya. Apa yang sudah ditetapkan di surat warisan itu tidak
  bisa diubah-ubah.
Eka      : Tapi anakmu adalah salah satu penipu. Aku bisa membawa ini ke ranah hukum.
Mery    : Baiklah. Aku akan angkat bicara. Aku tahu kalau mereka ingin menjual perusahaan ini
  setelah Kartini menjadi Presdir disini dan menikmati keuntungan sendiri.
Kartini : Jangan asal bicara. Kamu tidak punya bukti. Jangan sampai apa yang kamu katakan
  menghancurkan dirimu sendiri, Mer!
Mery    : Siapa bilang? (mengeluarkan recorder dan terdengar percakapan antara Kartini dan
              Nevi)
Nia      : Baiklah, pembacaan ahli waris akan ditunda hingga besok pagi setelah melakukan
  pertimbangan-pertimbangan yang ada. Untuk hari ini, pembacaan ahli waris akan saya
  tutup.
***
Keesokan harinya, pembacaan ahli waris kembali dibacakan oleh Nia dan yang memenangkan ahli waris adalah Mery.
Nia      : Apakah saudara Mery ada disini?
Mery    : Saya ada disini.
Mia      : Selamat sayang, kamu harus menjadi Presdir yang bijaksana.
Eka      : Kamu tenang saja, tidak aka nada yang mengganggumu lagi. Nevi dan Kartini sudah
              aku urus.
Mia      : Kemana mereka, ngomong-ngomong Ka?
Eka      : Di penjara.
Mia      : Kamu memang sahabatku. Hanya wajahmu saja yang berubah, tapi kecerdasanmu tidak.
Nia      : Selamat untuk kalian semua.
Mery    : Terima kasih telah menjadi orang yang bijaksana.
THE END


Minggu, 02 Desember 2012

Kepemimpinan

Kuliah kedua Perilaku Organisasi saya setelah UTS…
Awal jam, dosen saya meminta semua mahasiswa di kelas untuk menuliskan apa pengertian dari pemimpin, bagaimana karakter pemimpin, dan siapa tokoh pemimpin.
Saya mencoba menjawab:
Pemimpin adalah orang yang menduduki tingkatan yang paling tinggi dalam suatu organisasi/Negara/agama dimana bawahannya bertanggung jawab pada seorang pemimpin.
Karakter pemimpin:
-    Memiliki jiwa loyalitas yang tinggi
-    Cakap dalam mengambil keputusan
-    Bertanggung jawab
-    Adil
-    Bijaksana
-    Jujur
Siapa tokoh pemimpin?
-    Nabi Muhammad SAW (pemimpin Agama)
-    Ayah saya
-    Ketua KSM (Kelompok Studi Mahasiswa) – salah satu organisasi yang saya ikuti di kampus.
Kurang lebih jawaban dari tiap mahasiswa sama, tapi satu hal yang tidak saya pikirkan adalah diri saya sendiri. Tidak ada seorang pun yang menuliskan namanya sendiri sebagai tokoh pemimpin. Ada alasan mengapa saya tidak menulis nama saya:
1.    Dosen saya berkata siapa tokoh pemimpin yang sesuai dengan karakter yang ditulis
Menurut saya, saya belum pantas dijadikan pemimpin apabila dikaitkan dengan kesesuaian dari karakter pemimpin yang ditulis. Memiliki jiwa loyalitas yang tinggi mungkin itu saya banget hehe. Tapi saya belum begitu cakap dalam mengambil keputusan, terkadang keputusan yang saya ambil bukanlah yang terbaik. Untuk masalah bertanggung jawab, itu adalah keharusan. Saya tidak bisa mangkir dari apa yang sudah saya lakukan. Tapi dalam konteks adil, saya rasa saya belum cukup adil. Disini bukan adil terhadap orang lain dengan orang lain. Tetapi adil terhadap orang lain dan diri sendiri. Terkadang saya lebih mementingkan diri saya lebih dulu ketimbang orang lain. Tapi gak selalu, hanya terkadang hehe. Lalu bijaksana, menurut saya saya belum cukup bijaksana. Saya masih terlalu cuek dan biasa, tidak ada kesan bijaksana yang terpampang dalam diri saya. Itu menurut saya sendiri (menilai diri sendiri). Yang terakhir adalah jujur, terkadang saya pernah berbohong. Jujur, sangat sulit untuk melepaskan diri dari “bohong”. Contohnya saja berkata bohong untuk menolak ajakan teman hehe.
Hal-hal di atas adalah pemanasan sebelum masuk ke dalam materi kepemimpinan. Tengah-tengah kuliah, saya dihibur oleh performing dari kelompok 1 yang menampilkan drama dengan tema kepemimpinan.
Mereka berlatar universitas dan bertokohkan dua karakter dekan yang berbeda. Dimana tokoh salah satu dekan memiliki gaya kepemimpinan democrat sementara tokoh dekan yang lain memiliki gaya kepemimpinan otokrat.
Drama yang disuguhkan sudah memiliki keterkaitan dengan kepemimpinan hanya saja terlihat masih agak kurang siap. Mungkin itu dikarenakan mereka adalah kelompok pertama. But all over sangat menarik :D
Setelah penyuguhan drama, ada beberapa materi yang saya tangkap dari penjelasan dosen saya.
Pengertian Leadership menurut Robin yaitu, “kemampuan untuk mempengaruhi suatu kelompok untuk mencapai sebuah tujuan.”
Saya rasa cukup sampai situ posting blog saya untuk hari ini karena saya sedang buntu untuk menulis :D *terlalu jujur*. Eit, calon pemimpin harus jujur dong :D Semoga Bermanfaat ^^

Perilaku Organisasi

Saya akan menceritakan tentang kuliah Perilaku Organisasi pertama saya setelah UTS.
Sebelumnya saya pikir tidak ada yang harus diceritakan, tapi setelah saya pikir-pikir lagi ada beberapa hal menarik untuk diceritakan.
Kuliah pertama saya setelah UTS tidak membahas tentang pelajaran. Kami membentuk beberapa kelompok. Dalam kelompok, kami membuat nama kelompok dan kebetulan nama kelompok saya adalah kelompok Merdeka.
Jujur, yang mengusulkan nama kelompok adalah saya karena menurut saya kata Merdeka itu sangat bagus. Merdeka berarti bebas—bebas berpendapat, bebas bersuara, bebas berkreasi, dan masih banyak kebebasan-kebebasan positif lainnya.
Setelah menentukan nama kelompok, kami ditugaskan untuk membuat visi dan misi kelompok. Saat pembuatan visi dan misi, saya benar-benar merasakan akan tujuan yang sama dalam suatu kelompok—tidak hanya sebuah teori.
Setelah membuat visi dan misi, kami membuat yel-yel. Ketika membuat yel-yel, yang dibutuhkan adalah kerja sama dan menerima pendapat yang lain dan apabila pendapat tidak diterima dalam kelompok, harus menyikapinya dengan dewasa.
Waktu habis untuk pembuatan visi misi dan yel-yel. Ketika dosen menanyakan siapa yang ingin performing pertama, salah satu anggota kelompok saya menunjuk tangan. Awalnya saya cukup kaget dan kurang siap, tapi saya harus bisa menjadi yang pertamax hehe.
Saat performing, yang saya pikirkan adalah tentang kemenarikan dari kelompok kami. Itu yang membuat saya menjadi berdebar-debar :D. Tapi Alhamdulillah, kelompok kami melakukan performing dengan mulus-mulus saja walau mungkin kurang menarik.