Senin, 03 Desember 2012

Drama Perilaku Organisasi

-->
Tokoh:
-          Kartini
-          Merry
-          Nevy
-          Eka
-          Mia
-          Nia
PT Styles adalah sebuah perusahaan retail terbesar di Indonesia. Perusahaan ini adalah sebuah perusahaan keluarga yang dikelola oleh keluarga Styles. Dikarenakan Presiden Direktur tiba-tiba mengalami serangan jantung dan dinyatakan umurnya tidak lama lagi, Presiden Direktur yang kebetulan adalah Tuan Styles mengutus Manajer Mia untuk menilai kedua cucunya—Kartini dan Merry. Siapa yang berkinerja paling baik, dialah yang akan menggantikan Tuan Styles sebagai seorang presdir.
Pagi hari di PT Styles
Kartini : (mata tajam) Aku tahu kalau kamu bisa mundur dengan tenang, sepupuku tersayang.
Mery    : Rencana kotor apa lagi yang akan kamu lakukan Kar?
Kartini : (mengangkat kedua tangan) aku selalu melakukannya dengan bersih.
Mery    : Baiklah, untuk kali ini aku tidak akan tinggal diam. Aku akan melakukannya dengan
  jujur.
Kartini : Jangan terlalu naïf. Baiklah, aku akan menunggu hasil dari kejujuranmu. (pergi
  meninggalkan Merry)
***
Nevi mondar-mandir di ruangannya. Wanita paru baya itu terlihat tidak tenang. Tiba-tiba, pintu ruangannya terbuka tanpa ada yang diketuk sebelumnya.
Kartini : (berjalan tergesa-gesa) Moomy!
Nevi    : Ada apa sayang? Kenapa kamu terlihat sangat kesal?
Kartini : Si Mery Mom, dia sudah mulai berani sama aku. Dia bilang dia tidak akan tinggal diam.
  Bagaimana ini? Aku tidak mau kalau dia merebut yang seharusnya menjadi milik aku!
Nevi    : Tenang saja sayang, Moomy punya ide yang sejak tadi Moomy sedang pikirkan.
  Sekarang ayo kita duduk dulu. (duduk bersama Kartini)
Kartini : (terlihat penasaran) Apa? Apa yang sedang Moomy pikirkan?
Nevi    : Kamu kenal dengan Bu Eka?
Kartini : (berpikir) Investor tertinggi?
Nevi    : (mengangguk)
Kartini : (bingung) Apa yang mau dimanfaatkan darinya?
Nevi    : (memberikan selembar foto) Dia sedang mencari anaknya yang hilang. Berpura-puralah
  menjadi anaknya, lalu bujuklah dia untuk berinvestasi di perusahaan kita. Dengan
  begitu, kita mendapat nilai plus dari Manajer Mia.
Kartini : Tapi bagaimana bisa aku berpura-pura menjadi anaknya? Jelas-jelas aku adalah anak
  Moomy dan aku cucunya Tuan Styles.
Nevi    : Kau turuti saja perkataan Moomy. Nanti Moomy yang mengatur.
***
Mery dan Manajer Mia sedang bersama di kantor Manajer Mia. Wajah mereka tampak serius karena sedang membicarakan sesuatu.
Mery    : Tante Mia, aku ingin mengatakan sesuatu pada Tante.
Mia      : Tentu saja, silahkan.
Mery    : Tante, sejak aku kecil Tante sudah mengenalku kan?
Mia      : Tentu saja, aku adalah sahabat baik Ibumu. Sebelum kepergian Ibumu ke Inggris dan
  menghilang begitu saja, Ibumu  berpesan padamu untuk terus mengawasimu.
Mery    : Jadi Tante tahu dong, kalau aku itu tidak pernah berbohong?
Mia      : Tentu saja. Apa yang mau kamu sampaikan, Mery?
Mery    : (mengecek ke luar ruangan memastikan tidak ada yang menguping lalu kembali ke
  Manajer Mia) Tante, aku tahu kalau Tante ditugaskan kakek untuk menilai kami berdua.
  Akan siapa yang paling pantas menggantikan kakek. Tante, aku mengetahui satu hal.
Mia      : Apa itu?
Mery    : Setelah berhasil menduduki posisi sebagai Presdir, Kartini dan Mamanya akan menjual
  perusahaan ini dan membeli perusahaan baru. Tante tahu kan, perusahaan ini dibangun
  dengan keringat kakek susah payah. Aku bukannya tamak kekuasaan, tapi aku hanya
  ingin melindungi perusahaan keluarga ini Tante. Jadi aku mohon Tante, biarkan aku
  yang memenangkan kompetisi ini.
Mia      : (memegang tangan Mery) Walau aku diberikan wewenang untuk memilih kalian
  berdua, tapi aku menentukan itu berdasarkan penilaian karyawan-karyawan yang lain.
  Mereka tahu kalau kita dekat, aku tidak mau ada selentingan kalau kita bekerja sama.
  Oleh karena itu, berusahalah dengan keras. Tunjukkan pada semuanya, kalau kamu
  memang layak untuk memimpin perusahaan ini.
Mery    : Tapi bagaimana kalau kelicikan mereka berhasil, Tante?
Mia      : Setiap cerita pasti happy ending, kalau belum happy berarti itu belum ending. Yang baik
  pasti akan menang, sayang.
Mery    : Baik Tante, pastikan Tante mengawasi gerak-gerik kecurangan mereka ya Tante.
Mia      : Jangan khawatir, sayang.
***
Udara segar menghempas rambut Ny. Nevi dan Ny. Eka yang sedang santai duduk di sebuah restoran outdoor sambil menyeruput segelas kopi.
Eka      : Apa yang mau kamu tunjukkan padaku, Nev?
Nevi    : Anakmu, Ka.
Eka      : (mata membulat) Apa kau serius? Bagaimana kamu yakin? Kecelakaan pesawat 15
              tahun yang lalu membuat wajahku hancur dan aku harus menjalankan operasi plastik di
  wajahku. Wajahku di foto ini saja terbakar. Kamu sedang tidak mempermainkanku kan
  Nev?
Nevi    : Aku punya yang satu lagi. (memberikan senyum palsu sambil memberikan selembar
  foto yang sama)
Eka      : (terkejut dan terharu) Benar ini aku?
Nevi    : (mengangguk)
Eka      : Dimana dia sekarang?
Kartini : Aku disini, Mama. (berpura-pura sedih)
Eka      : (beranjak bangun dan memeluk Kartini) Anakku.
Kartini : (membalas pelukan Eka lalu mengedipkan matanya ke Nevi) Mama. (melepas pelukan)
Nevi    : Aku temukan anakmu di sebuah taman bermain, dia bilang dia mencari-cari Mamanya
  yang tidak pulang-pulang. Jadi sejak dia berumur 9 tahun aku urus dia Ka.
Eka      : Oh aku benar-benar tidak bisa mengenali anakku sendiri, kecelakaan itu bukan hanya
  menghilangkan identitas asliku tetapi juga ingatanku.
Nevi    : Sudahlah Eka, yang terpenting adalah sekarang kamu sudah bertemu dengan satu-
  satunya orang yang sedarah denganmu di dunia ini.
Eka      : (terharu) Kamu benar Nev, terimakasih Nev sudah melakukan semua ini untukku.
  Anakku, apa yang kamu inginkan? Katakan padaku.
Nevi    : (tersenyum jahat pada Kartini)
Kartini : (mengangguk) Apa sekarang aku boleh memanggil Mama?
Eka      : Tentu saja. Kamu anakku.
Kartini : Aku dibesarkan Moomy Nevi, perananku di perusahaan pun cukup besar. Walau aku
  bukan anak kandung Moomy Nevi, tapi aku sangat sayang padanya dan juga sangat
  sayang pada perusahaan. Tidak ada yang ingin kuminta, mobil, pakaian, gadget,
  semuanya aku sudah punya. Aku hanya ingin memajukan perusahaan. Jadi, maukah
  Mama menanamkan investasi di perusahaan kami?
Eka      : (tersenyum bangga) Tentu saja.
***
Di dalam ruangannya, Mery memandangi selembar foto—satu-satunya kenangan akan dirinya dengan Ibu kandungnya.
Mery    : Mama, andai Mama masih ada. Aku ingin seperti Kartini, selalu ada Mamanya yang
  membantunya menjalankan misi jahatnya. Kalau kita bersama, Mama pasti akan
  membantuku untuk melawan kejahatan mereka kan?
Pintu tiba-tiba terbuka. Masuklah Kartini dengan senyum penuh kemenangan.
Mery    : Kamu diberikan tangan untuk melakukan hal-hal yang berguna seperti mengetuk pintu
  apabila memasuki ruangan orang lain. Dimana sopan santunmu?
Kartini : Kita kan bersaudara, kita bukan orang lain. Oh iya, kamu harus siap-siap kalah Mer.
  Sudah itu saja yang ingin aku katakan.
Mery    : Kalau sudah selesai bicara, silahkan keluar.
Kartini : (kesal) Aku pun sudah tidak sabar ingin keluar dari ruangan pengap ini. (keluar dengan
  angkuh)
***
Nyonya Eka menginvestasikan hampir seluruh sahamnya di PT Styles. Dia memberitahukan kalau semuanya karena Kartini sehingga semua karyawan kini mengeluh-eluhkan Kartini. Nama Kartini terangkat dengan begitu cepat. Semua orang di karyawan tidak mengetahui akal bulus yang dilakukan Kartini dengan Nevi—Mamanya. Sehingga nama Mery kini tenggelam begitu saja.
Kabar bahwa Nyonya Eka adalah Ibu kandung Kartini sengaja tidak dipublikasikan dikarenakan alasan-alasan palsu yang dikatakan Kartini dan Nevi kepada Nyonya Eka.
Hal tersebut menimbulkan kecurigaan di dalam diri Nyonya Eka sendiri. Namun dia tidak ingin bertindak gegabah, dia hanya diam hingga menemukan kenyataan yang terjadi kenapa Kartini dan Nevi melarangnya untuk mempublikasikan bahwa Kartini dan Eka adalah anak dan Ibu.
Di siang yang terik, Mery dan Nyonya Eka tidak sengaja bertemu dan mereka bertabrakan kecil. Foto yang dipegang Mery terjatuh. Nyonya Eka membantunya mengambilkan foto tersebut.
Eka      : Maaf. Apa kamu baik-baik saja? (melihat foto dan terkejut)
Mery    : (sibuk merapihkan pakaian) Iya, aku baik-baik saja. Bagaimana dengan Nyonya?
Eka      : Darimana kamu mendapatkan foto ini?
Mery    : Ini adalah satu-satunya foto aku bersama Ibuku 15 tahun yang lalu sebelum beliau pergi
  ke Inggris dan mengalami kecelakaan pesawat.
Eka      : (terkejut) Aku mau tahu, apa kamu adalah salah satu cucu Presdir?
Mery    : Iya. Ada apa? Bukankah Anda adalah investor disini?
Eka      : Benar. Baiklah, senang bertemu denganmu.
***
Presdir PT Styles meninggal dunia. Seminggu kemudian, pembaca ahli waris keluarga Styles—Ilmania datang ke rumah keluarga Styles. Semua keluarga berkumpul disana untuk mendengarkan pembacaan warisan.
Kartini dan Nevi tersenyum bahagia karena tidak sabar akan semua hasil dari kebohongan mereka yang sangat cerdas.
Nia      : Selamat pagi?
All       : Selamat pagi.
Nia      : Saya Ilmania, ingin membacakan tentang siapa-siapa yang berhak menjadi ahli waris
  keluarga Styles. Disini, pada pukul 08.00 WIB pada hari Rabu, 5 Desember 2012 di
  kediaman keluarga Styles saya akan membacakan para ahli waris. Dalam surat waris ini,
  Tuan Styles menyatakan bahwa yang berhak menggantikan dirinya sebagai Presiden
  Direktur adalah… (seketika hening) Kartini Ismayanti.
K & N : (tersenyum bahagia lalu tepuk tangan)
Mery    : (menunduk sedih)
Mia      : (memegang tangan Mery)
Nia      : Apa nama yang disebutkan ada disini?
Kartini : Ada! (mengangkat tangan)
Nia      : Baiklah kalau begitu, sudah disahkan kalau penerus perusahaan adalah—
Eka      : Tunggu!!!
All       : (menatap ke Eka)
Nevi    : Bagaimana bisa kamu masuk ke dalam pertemuan keluarga begini Ka? (cemas)
Eka      : Sebaiknya kamu tutup mulutmu Nev, kamu dan anakmu adalah penipu.
Nevi    : Apa maksudnya?
Eka      : Mery, bisa kamu tunjukkan foto yang jatuh ketika kita bertemu?
Kartini : Dia mencurinya dariku, Ma!!
Eka      : Diam! Bagaimana kamu tahu kalau dia mencurinya darimu kalau bukan kamu sendiri
  yang mencurinya?
Nia      : Disini saya yang memiliki kuasa tertinggi untuk mengendalikan pertemuan. Apa bisa
  tidak mendahulukan emosi kalian?
Eka      : Baiklah. Maaf karena kehadiranku sudah membuat semuanya menjadi kacau.
  (menenangkan diri). Mery, bisakah kamu memberikan foto itu nak?
Mery    : (menunjukkan foto)
Eka      : Sekarang semuanya terekam jelas. 15 tahun yang lalu, ketika Mery berusia 9 tahun. Aku
  pergi ke Inggris. Tapi aku mengalami kecelakaan pesawat. Wajahku hancur, ingatanku
  menghilang. Tapi kedua orang licik itu datang padaku dan mengatakan kebohongan. Dia
  bilang Kartini adalah anakku padahal anakku yang sebenarnya adalah Mery. Mereka
  memanfaatkanku agar aku mau menanamkan investasi di PT Styles. Dengan begitu,
  orang-orang akan mengeluh-eluhkan mereka.
Nevi    : Sudahlah, tidak ada hubungannya. Apa yang sudah ditetapkan di surat warisan itu tidak
  bisa diubah-ubah.
Eka      : Tapi anakmu adalah salah satu penipu. Aku bisa membawa ini ke ranah hukum.
Mery    : Baiklah. Aku akan angkat bicara. Aku tahu kalau mereka ingin menjual perusahaan ini
  setelah Kartini menjadi Presdir disini dan menikmati keuntungan sendiri.
Kartini : Jangan asal bicara. Kamu tidak punya bukti. Jangan sampai apa yang kamu katakan
  menghancurkan dirimu sendiri, Mer!
Mery    : Siapa bilang? (mengeluarkan recorder dan terdengar percakapan antara Kartini dan
              Nevi)
Nia      : Baiklah, pembacaan ahli waris akan ditunda hingga besok pagi setelah melakukan
  pertimbangan-pertimbangan yang ada. Untuk hari ini, pembacaan ahli waris akan saya
  tutup.
***
Keesokan harinya, pembacaan ahli waris kembali dibacakan oleh Nia dan yang memenangkan ahli waris adalah Mery.
Nia      : Apakah saudara Mery ada disini?
Mery    : Saya ada disini.
Mia      : Selamat sayang, kamu harus menjadi Presdir yang bijaksana.
Eka      : Kamu tenang saja, tidak aka nada yang mengganggumu lagi. Nevi dan Kartini sudah
              aku urus.
Mia      : Kemana mereka, ngomong-ngomong Ka?
Eka      : Di penjara.
Mia      : Kamu memang sahabatku. Hanya wajahmu saja yang berubah, tapi kecerdasanmu tidak.
Nia      : Selamat untuk kalian semua.
Mery    : Terima kasih telah menjadi orang yang bijaksana.
THE END


Minggu, 02 Desember 2012

Kepemimpinan

Kuliah kedua Perilaku Organisasi saya setelah UTS…
Awal jam, dosen saya meminta semua mahasiswa di kelas untuk menuliskan apa pengertian dari pemimpin, bagaimana karakter pemimpin, dan siapa tokoh pemimpin.
Saya mencoba menjawab:
Pemimpin adalah orang yang menduduki tingkatan yang paling tinggi dalam suatu organisasi/Negara/agama dimana bawahannya bertanggung jawab pada seorang pemimpin.
Karakter pemimpin:
-    Memiliki jiwa loyalitas yang tinggi
-    Cakap dalam mengambil keputusan
-    Bertanggung jawab
-    Adil
-    Bijaksana
-    Jujur
Siapa tokoh pemimpin?
-    Nabi Muhammad SAW (pemimpin Agama)
-    Ayah saya
-    Ketua KSM (Kelompok Studi Mahasiswa) – salah satu organisasi yang saya ikuti di kampus.
Kurang lebih jawaban dari tiap mahasiswa sama, tapi satu hal yang tidak saya pikirkan adalah diri saya sendiri. Tidak ada seorang pun yang menuliskan namanya sendiri sebagai tokoh pemimpin. Ada alasan mengapa saya tidak menulis nama saya:
1.    Dosen saya berkata siapa tokoh pemimpin yang sesuai dengan karakter yang ditulis
Menurut saya, saya belum pantas dijadikan pemimpin apabila dikaitkan dengan kesesuaian dari karakter pemimpin yang ditulis. Memiliki jiwa loyalitas yang tinggi mungkin itu saya banget hehe. Tapi saya belum begitu cakap dalam mengambil keputusan, terkadang keputusan yang saya ambil bukanlah yang terbaik. Untuk masalah bertanggung jawab, itu adalah keharusan. Saya tidak bisa mangkir dari apa yang sudah saya lakukan. Tapi dalam konteks adil, saya rasa saya belum cukup adil. Disini bukan adil terhadap orang lain dengan orang lain. Tetapi adil terhadap orang lain dan diri sendiri. Terkadang saya lebih mementingkan diri saya lebih dulu ketimbang orang lain. Tapi gak selalu, hanya terkadang hehe. Lalu bijaksana, menurut saya saya belum cukup bijaksana. Saya masih terlalu cuek dan biasa, tidak ada kesan bijaksana yang terpampang dalam diri saya. Itu menurut saya sendiri (menilai diri sendiri). Yang terakhir adalah jujur, terkadang saya pernah berbohong. Jujur, sangat sulit untuk melepaskan diri dari “bohong”. Contohnya saja berkata bohong untuk menolak ajakan teman hehe.
Hal-hal di atas adalah pemanasan sebelum masuk ke dalam materi kepemimpinan. Tengah-tengah kuliah, saya dihibur oleh performing dari kelompok 1 yang menampilkan drama dengan tema kepemimpinan.
Mereka berlatar universitas dan bertokohkan dua karakter dekan yang berbeda. Dimana tokoh salah satu dekan memiliki gaya kepemimpinan democrat sementara tokoh dekan yang lain memiliki gaya kepemimpinan otokrat.
Drama yang disuguhkan sudah memiliki keterkaitan dengan kepemimpinan hanya saja terlihat masih agak kurang siap. Mungkin itu dikarenakan mereka adalah kelompok pertama. But all over sangat menarik :D
Setelah penyuguhan drama, ada beberapa materi yang saya tangkap dari penjelasan dosen saya.
Pengertian Leadership menurut Robin yaitu, “kemampuan untuk mempengaruhi suatu kelompok untuk mencapai sebuah tujuan.”
Saya rasa cukup sampai situ posting blog saya untuk hari ini karena saya sedang buntu untuk menulis :D *terlalu jujur*. Eit, calon pemimpin harus jujur dong :D Semoga Bermanfaat ^^

Perilaku Organisasi

Saya akan menceritakan tentang kuliah Perilaku Organisasi pertama saya setelah UTS.
Sebelumnya saya pikir tidak ada yang harus diceritakan, tapi setelah saya pikir-pikir lagi ada beberapa hal menarik untuk diceritakan.
Kuliah pertama saya setelah UTS tidak membahas tentang pelajaran. Kami membentuk beberapa kelompok. Dalam kelompok, kami membuat nama kelompok dan kebetulan nama kelompok saya adalah kelompok Merdeka.
Jujur, yang mengusulkan nama kelompok adalah saya karena menurut saya kata Merdeka itu sangat bagus. Merdeka berarti bebas—bebas berpendapat, bebas bersuara, bebas berkreasi, dan masih banyak kebebasan-kebebasan positif lainnya.
Setelah menentukan nama kelompok, kami ditugaskan untuk membuat visi dan misi kelompok. Saat pembuatan visi dan misi, saya benar-benar merasakan akan tujuan yang sama dalam suatu kelompok—tidak hanya sebuah teori.
Setelah membuat visi dan misi, kami membuat yel-yel. Ketika membuat yel-yel, yang dibutuhkan adalah kerja sama dan menerima pendapat yang lain dan apabila pendapat tidak diterima dalam kelompok, harus menyikapinya dengan dewasa.
Waktu habis untuk pembuatan visi misi dan yel-yel. Ketika dosen menanyakan siapa yang ingin performing pertama, salah satu anggota kelompok saya menunjuk tangan. Awalnya saya cukup kaget dan kurang siap, tapi saya harus bisa menjadi yang pertamax hehe.
Saat performing, yang saya pikirkan adalah tentang kemenarikan dari kelompok kami. Itu yang membuat saya menjadi berdebar-debar :D. Tapi Alhamdulillah, kelompok kami melakukan performing dengan mulus-mulus saja walau mungkin kurang menarik.

Minggu, 21 Oktober 2012

Nilai dan Kepuasan Kerja

Nilai merupakan sebuah kumpulan dari keyakinan, perilaku, pribadi, dan sikap. Keyakinan yaitu kumpulan sebuah sikap yang konsisten, dimana seseorang menilai baik atau tidaknya  sesuatu kemudian diujikan di dalam diri dan lingkungannya. 
Sementara perilaku (menurut saya) adalah sebuah tindakan seseorang yang mencerminkan kepribadian orang tersebut dan  pribadi adalah orang itu sendiri—orang yang memiliki sebuah  keyakinan akan suatu hal sehingga semuanya menjadi sebuah  nilai. Sikap menurut Robbin adalah pernyataan evaluatif, baik  yang menyenangkan maupun tidak menyenangkan terhadap suatu  objek, individu, atau peristiwa. Komponen utama dari sebuah  sikap ada tiga, yaitu komponen kognitif, komponen afektif, 
dan komponen perilaku.
- komponen kognitif adalah sebuah keyakinan seseorang 
terhadap sesuatu. Saya akan mencoba untuk membuat sebuah 
contoh: seseorang yang memiliki keyakinan bahwa tidak ada 
yang namanya "genk" dalam hidup. Berteman dengan siapa saja 
karena semua manusia diciptakan sama.
- komponen afektif adalah perasaan dari sebuah sikap. Saya 
akan mencoba untuk membuat sebuah contoh, "saya tidak suka 
gadis itu karena dia hanya bermain berkelompok saja."
- komponen perilaku adalah sebuah akhir dari yang telah 
diproses dalam komponen kognitif dan afektif. Sebuah sikap 
merujuk paa suatu maksud untuk berperilaku dalam cara 
tertentu terhadap seseroang atau sesuatu. Jadi, dari 
contoh-contoh di atas si "saya" memilih untuk tidak mencoba 
berteman dengan "gadis itu" karena menurutnya percuma, "gadis 
itu" hanya ingin berteman dengan teman sekelompoknya saja.

Bicara tentang nilai, di tengah pembahasan tentang nilai  kelas membicarakan tentang lokalisasi prostitusi. Bicara  tentang prostitusi itu benar atau tidak, saya cukup bingung  dengan permasalahan ini. Mungkin saya akan menjawab "benar"  dan juga "tidak benar". Saya memiliki alasan dari kedua  jawaban tersebut. Alasan saya menjawab benar, setidaknya  dengan adanya prostitusi (seharusnya) kejahatan sexual bisa  teratasi. Namun nyatanya tidak, walau sudah ada seseorang  yang memiliki "pekerjaan" tersebut, kejahatan sexual masih  terjadi dimana-mana. Ironis sekali. Alasan saya menjawab  tidak benar karena prostitusi melanggar norma agama walau  dalam agama, itu sudah urusan individu dengan Tuhannya. Saya  mendengar ada yang menjawab tidak benar karena akan menyebarkan virus HIV. Menurut saya, orang yang bekerja dalam  "pelacuran" lebih memperhatikan kesehatan dan kebersihan  "miliknya" karena mereka ingin memberikan yang terbaik kepada  "pelanggannya". Virus HIV itu terjadi karena pergaulan bebas  (yang dilakukan bukan dengan pelacur, bisa saja dengan teman  sepergaulan) bukan karena prostitusi (walau mungkin ada juga  dari hal tersebut). Kembali bicara pada lokalisasi prostitusi  hal tersebut merupakan ide yang cukup baik karena menurut saya dengan  adanya lokalisasi, orang-orang yang tidak setuju  dengan  adanya prostitusi tidak akan terganggu.

Nilai juga berhubungan dengan kepuasan kerja. Kepuasan kerja menurut Robbin adalah sebagai suatu perasaan  positif tentang pekerjaan seseorang yang merupakan hasil dari  sebuah evaluasi karakteristiknya. Seseorang dengan tingkat  kepuasan kerja yang tinggi memiliki perasaan-perasaan positif  tentang pekerjaan tersebut, sementara seseorang yang tidak  puas memiliki perasaan-perasaan yang negatif tentang 
pekerjaan tersebut.

Kepuasan kerja terjadi karena tiga faktor, diantaranya sesuai  dengan kepribadian, merupakan pilihan yang disukai, dan  merupakan hal yang terbaik. Puas bila dihubungkan dengan sebuah pekerjaan terdiri dari  dua macam, pertama adalah keterlibatan kerja yaitu ditunjuk  untuk melakukan sebuah pekerjaan dan menjalaninya dengan  senang hati. Kedua adalah sebuah komitmen (perjanjian) dan  komitmen tersebut kita sukai.

Dalam hal pekerjaan, kita sering mendengar kata Loyalitas.  Pada umumnya orang-orang mendefinisikan loyalitas merupakan  sebuah kesetiaan. Dalam dunia kerja, kesetiaan datang karena  beberapa hal, diantaranya:
1. Suka; orang tersebut suka dengan pekerjaan yang  dijalaninya sehingga dia dengan sepenuh hati mengabdikan  dirinya dalam pekerjaan tersebut.
2. Penghargaan/bangga; seseorang memiliki rasa kebanggan  tersendiri dalam melakukan pekerjaan tersebut. Sebagai contoh  adalah abdi dalam di keraton-keraton. Semakin loyal mereka,  semakin bangga mereka karena menjadi seorang abdi adalah  sebuah kebanggan.
3. Stuck on one job; yaitu dimana seseorang tidak dapat  pindah ke pekerjaan lain karena hanya pekerjaan tersebut yang  bisa dia kerjakan. Orang tersebut tidak memiliki kemampuan  lain, walau dia tidak begitu atau tidak menyukai pekerjaan  yang dia lakukan saat ini dia tetap setia terhadap pekerjaan  tersebut karena tidak ada pilihan lain.

Jadi, kesimpulannya adalah nilai terdiri dari tiga faktor diantaranya terminal, instrumental, dan budaya. Terminal adalah tujuan dari suatu nilai tersebut, instrumentar adalah cara mencapai tujuan yang sudah direncanakan dan budaya adalah hal-hal yang mempengaruhi tujuan dan cara untuk mencapainya tersebut. Dalam kepuasan kerja, hal yang terbaik adalah terminal (tujuan) seseorang.

Selasa, 16 Oktober 2012

Windtalkers Review


Saya akan mereview film windtalkers sebuah film action yang diambil dari sebuah kisah peperangan. Setelah menonton kurang lebih 2 jam, untuk mereview film ini saya menonton ulang dan sambil mengetik saya pause supaya reviewnya benar-benar clear!! Hehehe.
Film Windtalkers di awali dengan seorang Ayah (seorang suku Indian) yang tengah menggendong anaknya di hari dimana dia berpamitan dengan anak, istri, dan keluarganya untuk pergi ke sebuah peperangan antara US dengan para mariner Jepang. Pria itu bernama Yahzee. Dia masuk ke dalam sebuah bis yang menjemputnya dan bertemu seorang kawan yang bernama Charlie.
Lalu scene berikutnya merupakan scene yang dapat membuat napas Anda tercekat saat menontonnya. Terdapat mayat seorang tentara mengambang di permukaan air dengan kondisi yang sangat memprihatinkan lalu muncullah tokoh utama dalam film ini—Nicolas Cage dimana dia sedang  memimpin para marinirnya yang sedang menembaki dan ditembaki musuh. Dalam adegan ini yang paling membuat terkejut dan sedikit mual adalah ketika musuh memotong tangan sang prajurit Amerika hingga putus. It was shocking me L. Pertempuran terus berjanjut, prajurit Amerika semakin sedikit jumlahnya karena terus-terusan ditembaki dan dilempari ranjau oleh musuh. Mereka pun hampir kehabisan isi peluru (?), begini percakapannya kalo gak salah “We're running out of ammo.” Lalu seorang prajurit bicara pada Enders (Nicolas Cage), “We got nothing, Enders! We're out of ammo!” para prajurit itu tampaknya mulai ketakutan, salah satu dari mereka yang tersisa berkata kalau mereka harus pergi dari sini, tapi Enders berkata, “They told us to hold the position, and that's what we're going to do!” keren yah Enders! Para prajurit terus membantu satu sama lain, segala pengorbanan dilakukan disini. Emosi pun membeluak setelah Tommy—salah satu prajurit terkena ledakan ranjau dan mati di dekat mereka. Enders mendapati para kawan seperjuangannya mati di hadapannya karena tertembak lalu dia berteriak kesal dan sebuah ledakan ranjau mengenainya.
Scene selanjutnya Yahzee sang Indian dan sahabatnya—Charlie bersama para prajurit lainnya mengikuti ucapan dari sang komando dengan sangat bersemangat, “against all enemies, foreign and domestic, and l will bear true faith and allegiance to the same. Mereka lalu diajarkan nama-nama samaran/kode untuk menyebut peralatan perang seperti tank. Yahzee dan Charlie selalu menjawab apa yang sang pengajar tanyakan. Mereka disebut “Codetalkers”.
Scene selanjutnya kembali pada Enders, wow he’s still live! Tentunya dong gak mati, kan tokoh utamanya dia. Seandainya pun mati, gak akan secepat itu. Di scene ini terdapat para prajurit selamat yang sedang melakukan perawatan. Jelas sekali perjuangan mereka saat perang, ada yang tangannya diperban dan ada pula yang kakinya pincang akibat peperangan. Kembali ke Enders, dia sedang duduk termenung teringat akan teriakan-teriakan para sahabat prajuritnya di medan perang yang membuat telinganya sakit. Lalu seorang wanita cantik bernama Rita menghampirinya. Ada sebuah kalimat yang bikin melting nih yang dikatakan Enders ke Rita. Saat Rita bicara padanya namun jawabannya ngawur, Rita berkata, “You didn’t hear a word I said.” Lalu Enders berkata, “That’s what happens to a man when he’s talking to a beautiful woman.”
Enders mengecek keadaan telinganya di sebuah ruangan yang saya tidak tahu apa itu namanya, tapi hasilnya adalah dia tidak kenapa-kenapa padahal ledakan ranjau itu sangat mungkin sekali membuat fungsi telinganya rusak.
The next scene is showing the explain about TBY and TBX. Saya gak ngerti apa itu TBY dan TBX, mungkin sebuah peralatan untuk menyampaikan kode di saat peperangan.
Di scene selanjutnya, saya menangkap sedikit maksud dari percakapan antara Enders dengan seorang pria—sepertinya atasan. Maaf kalau agak gak nyambung, soalnya filmnya gak ada subtitlenya haha. Begini… Kata atasan itu, kode yang akan mereka pakai adalah bahasa Indian. Oleh karena itu, sang atasan itu memrintahkan Enders untuk menjaga orang Indian itu tetap hidup dan aman. Awalnya Enders menolak, “…not babysitting some Indian.” Katanya begitu haha. Tapi atasan it uterus berusaha membujuknya. “Can you allow your codetalker to fall into enemy hands.Your mission is to protect the code at all costs. You understand me?” kata atasannya sehingga Enders pun akhirnya menyetujui apa yang diperintahkan oleh atasannya itu. “Yes sir, I do.” Katanya.
Latihan-latihan untuk persiapan perang pun dilanjutkan. Disini, Yahzee bertemu dengan Enders namun pertemuan pertama mereka kurang baik karena kecerobohan Yahzee. Yahzee menumpahkan minuman Enders, saat Yahzee berniat mengganti minuman Enders dengan minumannya, dia malah menumpahkan minumannya itu ke makanan Enders. Dengan sangat cool, Enders tidak memukulnya atau do something bad. Dia menaruh makananya yang sudah tidak bisa dimakan di tangan Yahzee lalu dia mengambil makanan Yahzee yang masih bisa dimakan. Haha lucu.
Scene selanjutnya menampilkan saat para mariner itu sedang bermain kartu sambil minum-minum. Disini Henderson mengajak Yahzee dan Charlie untuk bergabung namun salah satu dari mereka meragukannya. Sepertinya salah satu dari mereka itu tidak menyukai Indian. Tapi Yahzee bergabung. Lalu suara alat music seperti seruling dimainkan oleh Charlie dan Henderson tampak begitu terpukau mendengarnya. Saya pun dibuat merinding dengan alunan music itu. Ya ampun…
Scene selanjutnya seorang instruktur (maybe) memberikan kata-kata motivasi kepada para mariner untuk perang besok dan memperkenalkan radioman yang baru. Charlie: Private Whitehorse. Namun salah satu dari mereka yang tampaknya tidak menyukainya itu malah membuat suara seperti kuda untuk meledek Charlie. Ya, yang terpilih yaitu Charlie, Yahzee, Enders, dan Henderson. Tapi di sela-sela kata-kata motivasi itu Enders teringat kembali akan kenangan yang sangat pelik itu. Ledakan-ledakan dan suara tembakan di saat perang dimana hanya dia yang selamat selama kawan seperjuangannya mati tertembak dan terkena ledakan.
Kata-kata Yahzee ini sangat pahlawan-nis banget deh, ketika Enders bertanya untuk apa dia berada disini. “lt's my war, too, Sergeant. l'm fighting for my country, for my land, for my people.”
Malam harinya adalah perpisahan antara Rita dan Enders. Sepertinya mereka saling mencintai, namun Enders menyangkalnya. Sepertinya ;)
Keesokan harinya, perang antara tentara US dan tentara Jepang kembali dimulai, tank, pesawat tempur, tembakan, ranjau ada dimana-mana. Memakan begitu banyak nyawa dan kesakitan. Kobaran api karena tabrakan antara peluru dengan bumi, tubuh-tubuh prajurit yang terlempar, teriakan-teriakan saling mengomando, ketegangan yang dirasakan oleh para prajurit, benar-benar tergambar di scene ini. Strategi, kepemimpinan, kerja sama benar-benar dibutuhkan di saat-saat seperti itu. Namun Enders, disaat seperti ini pun masih memegang janji yang telah diamanahkan untuknya yaitu menjaga Yahzee. Namun Yahzee yang perang seperti ini merupakan yang pertama kali untuknya tampak sangat tegang dan ketakutan. Lagi-lagi bayangan-bayangan akan teman seperjuangannya yang mati waktu itu terbayang lagi membuat Enders dengan membabi buta menembaki para tentara Jepang. Tembakan-tembakan terus berlanjut. Sesama prajurit saling membantu kawan yang tertembak namun saat membantu dia malah ikut tertembak, sungguh sangat menegangkan namun mengharukan.
Yahzee doing nothing. Sepertinya dia sangat ketakutan akan perang ini. Dia tampak bingung. But the war is going on. Masing-masing kubu saling menembaki. Suara berisik dari tank, ledakan, dan tembakan-tembakan terdengar dimana-mana. Enders meminta Yahzee untuk memberikan kode dimana keberadaan mereka dengan titik koordinat dengan radionya sehingga diterima di pusat. Itu saya kurang mengerti soalnya bahasa Jepang haha. Disadap atau bagaimana saya gak mengerti haha. Yang jelas setelah itu bala bantuan datang meriam dari laut ditembakkan dan menghancurkan kubu-kubu tentara Jepang sambil para pasukan US terus menembaki musuh. Mental Yahzee memang tidak bisa membunuh dikala prajurit jepang menghunuskan senjata. “Kill him!!” teriak Enders namun Yahzee tampaknya tidak bisa membunuh. Untungnya Enders bisa memutuskan leher prajurit itu dengan pisaunya. Huuu, sadis!! -,-
Perang itu berada di SAIPAN…
Begitu banyak prajurit US yang gugur namun mereka terus berlanjut untuk memecahkan kode si Jepang itu. Enders dan Henderson melihat ritual yang dilakukan oleh Yahzee dan Charlie. Disaat yang bersamaan, Henderson memberikan surat dari Rita kepada Enders.
Esok paginya saat Yahzee sedang mandi, ketika Yahzee ingin mengambil seragamnya namun ditahan oleh orang yang tidak menyukai Indian. Awalnya Yahzee berusaha sabar, namun oang itu terus menerus menekannya sehingga Yahzee kehilangan kesabaran dan mereka pun berkelahi. Enders dan mariner lain datang untuk meleraikan. Aduh, kenapa sih tuh kok menghina banget? Geregetan haha!!!!
Lalu di scene selanjutnya Henderson dengan pianikanya berkolaburasi dengan alat music khas Indian yang dimainkan oleh Charlie. Disini benar-benar harus dicontoh bahwa perbedaan suku bukanlah masalah. Kita satu bangsa ‘disni Amerika’ perbedaan bukanlah hambatan.
Ada scene tentang cinta-cinta gitu deh antara Rita dengan Enders, jangan galau ya Enders :’) haha.
Di perjalanan naik mobil apa gitu saya gak tahu namanya tiba-tiba mereka ditembaki meriam. CURANG!! Perang kembali berlanjut. Sebenarnya saya udah gak kuat ngeliatnya karena kalau saya ada disana betapa ketakutannya saya. But review must go on haha. :D
Radio yang dipegang Yahzee tertembak dan rusak padahal mereka sangat membutuhkan radio itu. Di sela-sela itu, aduh mau muntah ngeliat yang kakinya putus, Oh God it looks like real -,- Akhirnya Yahzee mengambil seragam tentara Jepang dan memakainya dan menyamar menjadi tentara Jepang sementara Enders berpura-pura menjadi tawanan Yahzee. Akting Enders dan Yahzee fabulous!! Mereka pun berhasil menguasai kubu Jepang dan untuk pertama kalinya Yahzee membunuh! Yeey!! Hahahaha. Mereka berhasil mencuri radio, Yahzee mengirim pesan untuk nembak ke koordinat yang diberikannya. “Fire! Fire!!” Uh keren! Rasakan!! Hahahaha. Kebawa emosi saya!! :D ledakan-ledakan itu terlihat seperti kembang api.
Malam harinya, Enders minum karena dia terus-terusan memikirkan kawan-kawannya yang mati di medan perang. Tampaknya dia terus menyalahkan dirinya akibat kematian mereka. Dia terus-terusan teringat dan di telinganya terus terngiang-ngiang teriakan-teriakan kawannya.
Keesokan harinya, ketika matahari sudah kembali terbit pasukan US pindah ke desa Tanapag. Lagi-lagi music yang dimainkan oleh Charlie terdengar, kini berkolaborasi dengan harmonica Henderson. Benar-benar membuat merinding. Enders memasuki rumah warga dan mendapati seorang anak yang sakit lalu dia memberikan obat yang diberikan Rita ke anak tersebut. Good man! J
Namun tiba-tiba tembakan kembali terdengar, mengenai punggung seorang pria yang membawa “tembakan gas api” yang tengah membujuk seorang gadis. Dia berusaha melindungi gadis kecil itu namun kakinya malah tertembak dan serangan kembali bertubi-tubi mengenai rumah warga. Pria yang membawa “tembakan gas api” itu menyuruh gadis kecil itu pergi namun sebuah peluru mengenai tabung “tembakan gas api” itu dan membakarnya hidup-hidup. Dia berteriak minta tolong berkali-kali dan Enders pun “menolongnya” dengan menembaknya. Hard decision :’(. Saling menembak kembali terjadi. Charlie menolong orang yang selalu menghinanya karena dia seorang Indian dan orang itu tersadar akan segala tindakannya yang salah karena terlalu membenci Charlie dan Yahzee. Perang sepertinya tidak mau berakhir. Namun kali ini dua pahlawan harus gugur. Pertama adalah Henderson. Kepalanya tertebas pedang oleh seorang prajurit Jepang ketika dia melindungi Charlie. Oh God, sadis banget -,- setelah itu Charlie menyusul. Dia dikepung oleh lima prajurit Jepang dan meminta Enders untuk melemparinya ranjau. Yahzee mendapati Charlie mati, dia begitu sedih dan terpukul lalu Enders mengatakan padanya bahwa dia yang membunuh Charlie. Yahzee tidak terima akan hal tersebut, dia sangat marah pada Enders dia hendak membunuh Enders. (Zee, jangan Zee! Enders melakukannya demi kebaikan!!) Enders meminta Yahzee untuk membunuhnya, namun dia tidak dapat membunuh Enders. Ya, memang tidak mungkin :’)
Perang terus berlanjut. I hope this war is over soon L. Setelah Yahzee berdo’a, lagi-lagi suara tembakan meriam terdengar. Sungguh mengerikan. Ledakan dimana-mana. Prajurit US menaiki bukit dan kembali perang. Namun mereka terjebak di jalan yang penuh dengan ranjau dan tiba-tiba musuh menembaki mereka ledakan ranjau terjadi kemana-mana karena terkena tubuh atau terinjak pasukan yang tertembak atau sengaja ditembak oleh  pasukan musuh. Satu per satu prajurit US tertembak dan mati.
Pasukan Jepang menembaki sebuah rudal ke wilayah diamana pasukan US berada menenai tank mereka dan membunuh banyak prajurit. Ledakan kembali terjadi dimana-mana. Sungguh sangat mencekam. Seorang prajurit Jepang mencoba untuk mencuri radio prajurit US namun Enders don’t let it happen. Dia berhasil memegang radio tersebut kembali.
Yahzee menusuk para prajurit Jepang secara membabi buta, namun Enders tertembak tapi dia menutupinya dan membawa radio itu ke Yahzee namun kaki Yahzee tertembak tapi dia tidak menyerah. Dia mengirimkan kode dan memberi tahu titik koordinat keberadaan mereka sementara Enders membacakan keberadaan mereka sambil melindungi Yahzee. Enders memapah Yahzee untuk pergi ke tempat yang lebih aman namun kaki Yahzee yang satunya lagi tertembak membuat semua semakin sulit. Mereka terkepung, Yahzee merasa ini semua sudah berakhir dan ingin menyerah. Yahzee meminta Enders untuk membunuhnya. Namun Enders melarangnya mengatakan hal itu. Dia bilang kita akan membuat sebuah cerita!! Enders menggendong Yahzee ditengah kesekaratannya dimana para prajurit Jepang menembaki mereka dan melempari mereka dengan ranjau. Kedua teman mereka yang masih selamat melindungi mereka dan membunuh satu per satu prajurit Jepang. Di tengah kesekaratannya, Enders masih ingin melindungi Yahzee dia benar-benar amanah dan tepat janji. Pesawat tempur mengebom pasukan Jepang! Rasakan!! Tapi dada Enders bolong, dia tertembak dan benar-benar sekarat. Dia berhasil membuat Yahzee tetap hidup namun dia tidak dapat hidup. Benar-benar mengharukan. Pahlawan kita, Joe Enders telah gugur. Kematian yang indah :’)
Beberapa tahun kemudian, George Washington—anak Yahzee sudah besar. Yahzee memberitahunya akan Enders—seorang pria yang membuatnya tetap hidup, yang rela mengorbankan nyawanya demi menyelamatkan nyawanya.
_THE END_