Selasa, 16 Oktober 2012

Windtalkers Review


Saya akan mereview film windtalkers sebuah film action yang diambil dari sebuah kisah peperangan. Setelah menonton kurang lebih 2 jam, untuk mereview film ini saya menonton ulang dan sambil mengetik saya pause supaya reviewnya benar-benar clear!! Hehehe.
Film Windtalkers di awali dengan seorang Ayah (seorang suku Indian) yang tengah menggendong anaknya di hari dimana dia berpamitan dengan anak, istri, dan keluarganya untuk pergi ke sebuah peperangan antara US dengan para mariner Jepang. Pria itu bernama Yahzee. Dia masuk ke dalam sebuah bis yang menjemputnya dan bertemu seorang kawan yang bernama Charlie.
Lalu scene berikutnya merupakan scene yang dapat membuat napas Anda tercekat saat menontonnya. Terdapat mayat seorang tentara mengambang di permukaan air dengan kondisi yang sangat memprihatinkan lalu muncullah tokoh utama dalam film ini—Nicolas Cage dimana dia sedang  memimpin para marinirnya yang sedang menembaki dan ditembaki musuh. Dalam adegan ini yang paling membuat terkejut dan sedikit mual adalah ketika musuh memotong tangan sang prajurit Amerika hingga putus. It was shocking me L. Pertempuran terus berjanjut, prajurit Amerika semakin sedikit jumlahnya karena terus-terusan ditembaki dan dilempari ranjau oleh musuh. Mereka pun hampir kehabisan isi peluru (?), begini percakapannya kalo gak salah “We're running out of ammo.” Lalu seorang prajurit bicara pada Enders (Nicolas Cage), “We got nothing, Enders! We're out of ammo!” para prajurit itu tampaknya mulai ketakutan, salah satu dari mereka yang tersisa berkata kalau mereka harus pergi dari sini, tapi Enders berkata, “They told us to hold the position, and that's what we're going to do!” keren yah Enders! Para prajurit terus membantu satu sama lain, segala pengorbanan dilakukan disini. Emosi pun membeluak setelah Tommy—salah satu prajurit terkena ledakan ranjau dan mati di dekat mereka. Enders mendapati para kawan seperjuangannya mati di hadapannya karena tertembak lalu dia berteriak kesal dan sebuah ledakan ranjau mengenainya.
Scene selanjutnya Yahzee sang Indian dan sahabatnya—Charlie bersama para prajurit lainnya mengikuti ucapan dari sang komando dengan sangat bersemangat, “against all enemies, foreign and domestic, and l will bear true faith and allegiance to the same. Mereka lalu diajarkan nama-nama samaran/kode untuk menyebut peralatan perang seperti tank. Yahzee dan Charlie selalu menjawab apa yang sang pengajar tanyakan. Mereka disebut “Codetalkers”.
Scene selanjutnya kembali pada Enders, wow he’s still live! Tentunya dong gak mati, kan tokoh utamanya dia. Seandainya pun mati, gak akan secepat itu. Di scene ini terdapat para prajurit selamat yang sedang melakukan perawatan. Jelas sekali perjuangan mereka saat perang, ada yang tangannya diperban dan ada pula yang kakinya pincang akibat peperangan. Kembali ke Enders, dia sedang duduk termenung teringat akan teriakan-teriakan para sahabat prajuritnya di medan perang yang membuat telinganya sakit. Lalu seorang wanita cantik bernama Rita menghampirinya. Ada sebuah kalimat yang bikin melting nih yang dikatakan Enders ke Rita. Saat Rita bicara padanya namun jawabannya ngawur, Rita berkata, “You didn’t hear a word I said.” Lalu Enders berkata, “That’s what happens to a man when he’s talking to a beautiful woman.”
Enders mengecek keadaan telinganya di sebuah ruangan yang saya tidak tahu apa itu namanya, tapi hasilnya adalah dia tidak kenapa-kenapa padahal ledakan ranjau itu sangat mungkin sekali membuat fungsi telinganya rusak.
The next scene is showing the explain about TBY and TBX. Saya gak ngerti apa itu TBY dan TBX, mungkin sebuah peralatan untuk menyampaikan kode di saat peperangan.
Di scene selanjutnya, saya menangkap sedikit maksud dari percakapan antara Enders dengan seorang pria—sepertinya atasan. Maaf kalau agak gak nyambung, soalnya filmnya gak ada subtitlenya haha. Begini… Kata atasan itu, kode yang akan mereka pakai adalah bahasa Indian. Oleh karena itu, sang atasan itu memrintahkan Enders untuk menjaga orang Indian itu tetap hidup dan aman. Awalnya Enders menolak, “…not babysitting some Indian.” Katanya begitu haha. Tapi atasan it uterus berusaha membujuknya. “Can you allow your codetalker to fall into enemy hands.Your mission is to protect the code at all costs. You understand me?” kata atasannya sehingga Enders pun akhirnya menyetujui apa yang diperintahkan oleh atasannya itu. “Yes sir, I do.” Katanya.
Latihan-latihan untuk persiapan perang pun dilanjutkan. Disini, Yahzee bertemu dengan Enders namun pertemuan pertama mereka kurang baik karena kecerobohan Yahzee. Yahzee menumpahkan minuman Enders, saat Yahzee berniat mengganti minuman Enders dengan minumannya, dia malah menumpahkan minumannya itu ke makanan Enders. Dengan sangat cool, Enders tidak memukulnya atau do something bad. Dia menaruh makananya yang sudah tidak bisa dimakan di tangan Yahzee lalu dia mengambil makanan Yahzee yang masih bisa dimakan. Haha lucu.
Scene selanjutnya menampilkan saat para mariner itu sedang bermain kartu sambil minum-minum. Disini Henderson mengajak Yahzee dan Charlie untuk bergabung namun salah satu dari mereka meragukannya. Sepertinya salah satu dari mereka itu tidak menyukai Indian. Tapi Yahzee bergabung. Lalu suara alat music seperti seruling dimainkan oleh Charlie dan Henderson tampak begitu terpukau mendengarnya. Saya pun dibuat merinding dengan alunan music itu. Ya ampun…
Scene selanjutnya seorang instruktur (maybe) memberikan kata-kata motivasi kepada para mariner untuk perang besok dan memperkenalkan radioman yang baru. Charlie: Private Whitehorse. Namun salah satu dari mereka yang tampaknya tidak menyukainya itu malah membuat suara seperti kuda untuk meledek Charlie. Ya, yang terpilih yaitu Charlie, Yahzee, Enders, dan Henderson. Tapi di sela-sela kata-kata motivasi itu Enders teringat kembali akan kenangan yang sangat pelik itu. Ledakan-ledakan dan suara tembakan di saat perang dimana hanya dia yang selamat selama kawan seperjuangannya mati tertembak dan terkena ledakan.
Kata-kata Yahzee ini sangat pahlawan-nis banget deh, ketika Enders bertanya untuk apa dia berada disini. “lt's my war, too, Sergeant. l'm fighting for my country, for my land, for my people.”
Malam harinya adalah perpisahan antara Rita dan Enders. Sepertinya mereka saling mencintai, namun Enders menyangkalnya. Sepertinya ;)
Keesokan harinya, perang antara tentara US dan tentara Jepang kembali dimulai, tank, pesawat tempur, tembakan, ranjau ada dimana-mana. Memakan begitu banyak nyawa dan kesakitan. Kobaran api karena tabrakan antara peluru dengan bumi, tubuh-tubuh prajurit yang terlempar, teriakan-teriakan saling mengomando, ketegangan yang dirasakan oleh para prajurit, benar-benar tergambar di scene ini. Strategi, kepemimpinan, kerja sama benar-benar dibutuhkan di saat-saat seperti itu. Namun Enders, disaat seperti ini pun masih memegang janji yang telah diamanahkan untuknya yaitu menjaga Yahzee. Namun Yahzee yang perang seperti ini merupakan yang pertama kali untuknya tampak sangat tegang dan ketakutan. Lagi-lagi bayangan-bayangan akan teman seperjuangannya yang mati waktu itu terbayang lagi membuat Enders dengan membabi buta menembaki para tentara Jepang. Tembakan-tembakan terus berlanjut. Sesama prajurit saling membantu kawan yang tertembak namun saat membantu dia malah ikut tertembak, sungguh sangat menegangkan namun mengharukan.
Yahzee doing nothing. Sepertinya dia sangat ketakutan akan perang ini. Dia tampak bingung. But the war is going on. Masing-masing kubu saling menembaki. Suara berisik dari tank, ledakan, dan tembakan-tembakan terdengar dimana-mana. Enders meminta Yahzee untuk memberikan kode dimana keberadaan mereka dengan titik koordinat dengan radionya sehingga diterima di pusat. Itu saya kurang mengerti soalnya bahasa Jepang haha. Disadap atau bagaimana saya gak mengerti haha. Yang jelas setelah itu bala bantuan datang meriam dari laut ditembakkan dan menghancurkan kubu-kubu tentara Jepang sambil para pasukan US terus menembaki musuh. Mental Yahzee memang tidak bisa membunuh dikala prajurit jepang menghunuskan senjata. “Kill him!!” teriak Enders namun Yahzee tampaknya tidak bisa membunuh. Untungnya Enders bisa memutuskan leher prajurit itu dengan pisaunya. Huuu, sadis!! -,-
Perang itu berada di SAIPAN…
Begitu banyak prajurit US yang gugur namun mereka terus berlanjut untuk memecahkan kode si Jepang itu. Enders dan Henderson melihat ritual yang dilakukan oleh Yahzee dan Charlie. Disaat yang bersamaan, Henderson memberikan surat dari Rita kepada Enders.
Esok paginya saat Yahzee sedang mandi, ketika Yahzee ingin mengambil seragamnya namun ditahan oleh orang yang tidak menyukai Indian. Awalnya Yahzee berusaha sabar, namun oang itu terus menerus menekannya sehingga Yahzee kehilangan kesabaran dan mereka pun berkelahi. Enders dan mariner lain datang untuk meleraikan. Aduh, kenapa sih tuh kok menghina banget? Geregetan haha!!!!
Lalu di scene selanjutnya Henderson dengan pianikanya berkolaburasi dengan alat music khas Indian yang dimainkan oleh Charlie. Disini benar-benar harus dicontoh bahwa perbedaan suku bukanlah masalah. Kita satu bangsa ‘disni Amerika’ perbedaan bukanlah hambatan.
Ada scene tentang cinta-cinta gitu deh antara Rita dengan Enders, jangan galau ya Enders :’) haha.
Di perjalanan naik mobil apa gitu saya gak tahu namanya tiba-tiba mereka ditembaki meriam. CURANG!! Perang kembali berlanjut. Sebenarnya saya udah gak kuat ngeliatnya karena kalau saya ada disana betapa ketakutannya saya. But review must go on haha. :D
Radio yang dipegang Yahzee tertembak dan rusak padahal mereka sangat membutuhkan radio itu. Di sela-sela itu, aduh mau muntah ngeliat yang kakinya putus, Oh God it looks like real -,- Akhirnya Yahzee mengambil seragam tentara Jepang dan memakainya dan menyamar menjadi tentara Jepang sementara Enders berpura-pura menjadi tawanan Yahzee. Akting Enders dan Yahzee fabulous!! Mereka pun berhasil menguasai kubu Jepang dan untuk pertama kalinya Yahzee membunuh! Yeey!! Hahahaha. Mereka berhasil mencuri radio, Yahzee mengirim pesan untuk nembak ke koordinat yang diberikannya. “Fire! Fire!!” Uh keren! Rasakan!! Hahahaha. Kebawa emosi saya!! :D ledakan-ledakan itu terlihat seperti kembang api.
Malam harinya, Enders minum karena dia terus-terusan memikirkan kawan-kawannya yang mati di medan perang. Tampaknya dia terus menyalahkan dirinya akibat kematian mereka. Dia terus-terusan teringat dan di telinganya terus terngiang-ngiang teriakan-teriakan kawannya.
Keesokan harinya, ketika matahari sudah kembali terbit pasukan US pindah ke desa Tanapag. Lagi-lagi music yang dimainkan oleh Charlie terdengar, kini berkolaborasi dengan harmonica Henderson. Benar-benar membuat merinding. Enders memasuki rumah warga dan mendapati seorang anak yang sakit lalu dia memberikan obat yang diberikan Rita ke anak tersebut. Good man! J
Namun tiba-tiba tembakan kembali terdengar, mengenai punggung seorang pria yang membawa “tembakan gas api” yang tengah membujuk seorang gadis. Dia berusaha melindungi gadis kecil itu namun kakinya malah tertembak dan serangan kembali bertubi-tubi mengenai rumah warga. Pria yang membawa “tembakan gas api” itu menyuruh gadis kecil itu pergi namun sebuah peluru mengenai tabung “tembakan gas api” itu dan membakarnya hidup-hidup. Dia berteriak minta tolong berkali-kali dan Enders pun “menolongnya” dengan menembaknya. Hard decision :’(. Saling menembak kembali terjadi. Charlie menolong orang yang selalu menghinanya karena dia seorang Indian dan orang itu tersadar akan segala tindakannya yang salah karena terlalu membenci Charlie dan Yahzee. Perang sepertinya tidak mau berakhir. Namun kali ini dua pahlawan harus gugur. Pertama adalah Henderson. Kepalanya tertebas pedang oleh seorang prajurit Jepang ketika dia melindungi Charlie. Oh God, sadis banget -,- setelah itu Charlie menyusul. Dia dikepung oleh lima prajurit Jepang dan meminta Enders untuk melemparinya ranjau. Yahzee mendapati Charlie mati, dia begitu sedih dan terpukul lalu Enders mengatakan padanya bahwa dia yang membunuh Charlie. Yahzee tidak terima akan hal tersebut, dia sangat marah pada Enders dia hendak membunuh Enders. (Zee, jangan Zee! Enders melakukannya demi kebaikan!!) Enders meminta Yahzee untuk membunuhnya, namun dia tidak dapat membunuh Enders. Ya, memang tidak mungkin :’)
Perang terus berlanjut. I hope this war is over soon L. Setelah Yahzee berdo’a, lagi-lagi suara tembakan meriam terdengar. Sungguh mengerikan. Ledakan dimana-mana. Prajurit US menaiki bukit dan kembali perang. Namun mereka terjebak di jalan yang penuh dengan ranjau dan tiba-tiba musuh menembaki mereka ledakan ranjau terjadi kemana-mana karena terkena tubuh atau terinjak pasukan yang tertembak atau sengaja ditembak oleh  pasukan musuh. Satu per satu prajurit US tertembak dan mati.
Pasukan Jepang menembaki sebuah rudal ke wilayah diamana pasukan US berada menenai tank mereka dan membunuh banyak prajurit. Ledakan kembali terjadi dimana-mana. Sungguh sangat mencekam. Seorang prajurit Jepang mencoba untuk mencuri radio prajurit US namun Enders don’t let it happen. Dia berhasil memegang radio tersebut kembali.
Yahzee menusuk para prajurit Jepang secara membabi buta, namun Enders tertembak tapi dia menutupinya dan membawa radio itu ke Yahzee namun kaki Yahzee tertembak tapi dia tidak menyerah. Dia mengirimkan kode dan memberi tahu titik koordinat keberadaan mereka sementara Enders membacakan keberadaan mereka sambil melindungi Yahzee. Enders memapah Yahzee untuk pergi ke tempat yang lebih aman namun kaki Yahzee yang satunya lagi tertembak membuat semua semakin sulit. Mereka terkepung, Yahzee merasa ini semua sudah berakhir dan ingin menyerah. Yahzee meminta Enders untuk membunuhnya. Namun Enders melarangnya mengatakan hal itu. Dia bilang kita akan membuat sebuah cerita!! Enders menggendong Yahzee ditengah kesekaratannya dimana para prajurit Jepang menembaki mereka dan melempari mereka dengan ranjau. Kedua teman mereka yang masih selamat melindungi mereka dan membunuh satu per satu prajurit Jepang. Di tengah kesekaratannya, Enders masih ingin melindungi Yahzee dia benar-benar amanah dan tepat janji. Pesawat tempur mengebom pasukan Jepang! Rasakan!! Tapi dada Enders bolong, dia tertembak dan benar-benar sekarat. Dia berhasil membuat Yahzee tetap hidup namun dia tidak dapat hidup. Benar-benar mengharukan. Pahlawan kita, Joe Enders telah gugur. Kematian yang indah :’)
Beberapa tahun kemudian, George Washington—anak Yahzee sudah besar. Yahzee memberitahunya akan Enders—seorang pria yang membuatnya tetap hidup, yang rela mengorbankan nyawanya demi menyelamatkan nyawanya.
_THE END_

2 komentar:

  1. kereeeeeeeeeen untuk reviewnya! 2 thumbs up with 10 stars movie reviews....akan tambah "mencekam" jika ditambahkan terkait akan sikap dan nilai2 dari tokoh2nya serta konflik yang terjadi karena mempertahankan niali dan sikapnya masing...gini aja sdh clear...! Bravoo...bravoo

    BalasHapus
  2. a lot of thanks pak!! iya ya pak, nanti akan saya coba masukin nilai2nya pak nanti saya edit!!! hehehehe

    BalasHapus