Saya
akan mereview film windtalkers sebuah film action yang diambil dari sebuah
kisah peperangan. Setelah menonton kurang lebih 2 jam, untuk mereview film ini
saya menonton ulang dan sambil mengetik saya pause supaya reviewnya benar-benar
clear!! Hehehe.
Film
Windtalkers di awali dengan seorang Ayah (seorang suku Indian) yang tengah
menggendong anaknya di hari dimana dia berpamitan dengan anak, istri, dan
keluarganya untuk pergi ke sebuah peperangan antara US dengan para mariner
Jepang. Pria itu bernama Yahzee. Dia masuk ke dalam sebuah bis yang
menjemputnya dan bertemu seorang kawan yang bernama Charlie.
Lalu
scene berikutnya merupakan scene yang dapat membuat napas Anda tercekat saat
menontonnya. Terdapat mayat seorang tentara mengambang di permukaan air dengan
kondisi yang sangat memprihatinkan lalu muncullah tokoh utama dalam film
ini—Nicolas Cage dimana dia sedang
memimpin para marinirnya yang sedang menembaki dan ditembaki musuh.
Dalam adegan ini yang paling membuat terkejut dan sedikit mual adalah ketika
musuh memotong tangan sang prajurit Amerika hingga putus. It was shocking me L.
Pertempuran terus berjanjut, prajurit Amerika semakin sedikit jumlahnya karena
terus-terusan ditembaki dan dilempari ranjau oleh musuh. Mereka pun hampir
kehabisan isi peluru (?), begini percakapannya kalo gak salah “We're running out of ammo.”
Lalu seorang prajurit bicara pada Enders (Nicolas Cage), “We got nothing, Enders! We're out of
ammo!”
para prajurit itu tampaknya mulai ketakutan, salah satu dari mereka yang
tersisa berkata kalau mereka harus pergi dari sini, tapi Enders berkata, “They told us to hold the position, and
that's what we're going to do!” keren yah Enders! Para
prajurit terus membantu satu sama lain, segala pengorbanan dilakukan disini. Emosi
pun membeluak setelah Tommy—salah satu prajurit terkena ledakan ranjau dan mati
di dekat mereka. Enders mendapati para kawan seperjuangannya mati di hadapannya
karena tertembak lalu dia berteriak kesal dan sebuah ledakan ranjau
mengenainya.
Scene selanjutnya Yahzee sang Indian
dan sahabatnya—Charlie bersama para prajurit lainnya mengikuti ucapan dari sang
komando dengan sangat bersemangat, “against all enemies, foreign and domestic,
and l will bear true faith and allegiance to the same. Mereka lalu diajarkan
nama-nama samaran/kode untuk menyebut peralatan perang seperti tank. Yahzee dan
Charlie selalu menjawab apa yang sang pengajar tanyakan. Mereka disebut
“Codetalkers”.
Scene selanjutnya kembali pada
Enders, wow he’s still live! Tentunya dong gak mati, kan tokoh utamanya dia.
Seandainya pun mati, gak akan secepat itu. Di scene ini terdapat para prajurit
selamat yang sedang melakukan perawatan. Jelas sekali perjuangan mereka saat
perang, ada yang tangannya diperban dan ada pula yang kakinya pincang akibat
peperangan. Kembali ke Enders, dia sedang duduk termenung teringat akan
teriakan-teriakan para sahabat prajuritnya di medan perang yang membuat
telinganya sakit. Lalu seorang wanita cantik bernama Rita menghampirinya. Ada
sebuah kalimat yang bikin melting nih yang dikatakan Enders ke Rita. Saat Rita
bicara padanya namun jawabannya ngawur, Rita berkata, “You didn’t hear a word I
said.” Lalu Enders berkata, “That’s what happens to a man when he’s talking to
a beautiful woman.”
Enders mengecek keadaan telinganya
di sebuah ruangan yang saya tidak tahu apa itu namanya, tapi hasilnya adalah
dia tidak kenapa-kenapa padahal ledakan ranjau itu sangat mungkin sekali
membuat fungsi telinganya rusak.
The next scene is showing the
explain about TBY and TBX. Saya gak ngerti apa itu TBY dan TBX, mungkin sebuah
peralatan untuk menyampaikan kode di saat peperangan.
Di scene selanjutnya, saya menangkap
sedikit maksud dari percakapan antara Enders dengan seorang pria—sepertinya
atasan. Maaf kalau agak gak nyambung, soalnya filmnya gak ada subtitlenya haha.
Begini… Kata atasan itu, kode yang akan mereka pakai adalah bahasa Indian. Oleh
karena itu, sang atasan itu memrintahkan Enders untuk menjaga orang Indian itu
tetap hidup dan aman. Awalnya Enders menolak, “…not babysitting some Indian.”
Katanya begitu haha. Tapi atasan it uterus berusaha membujuknya. “Can you allow
your codetalker to fall into enemy hands.Your mission is to protect the code at
all costs. You understand me?” kata atasannya sehingga Enders pun akhirnya
menyetujui apa yang diperintahkan oleh atasannya itu. “Yes sir, I do.” Katanya.
Latihan-latihan untuk persiapan
perang pun dilanjutkan. Disini, Yahzee bertemu dengan Enders namun pertemuan
pertama mereka kurang baik karena kecerobohan Yahzee. Yahzee menumpahkan
minuman Enders, saat Yahzee berniat mengganti minuman Enders dengan minumannya,
dia malah menumpahkan minumannya itu ke makanan Enders. Dengan sangat cool,
Enders tidak memukulnya atau do something bad. Dia menaruh makananya yang sudah
tidak bisa dimakan di tangan Yahzee lalu dia mengambil makanan Yahzee yang
masih bisa dimakan. Haha lucu.
Scene selanjutnya menampilkan saat
para mariner itu sedang bermain kartu sambil minum-minum. Disini Henderson
mengajak Yahzee dan Charlie untuk bergabung namun salah satu dari mereka
meragukannya. Sepertinya salah satu dari mereka itu tidak menyukai Indian. Tapi
Yahzee bergabung. Lalu suara alat music seperti seruling dimainkan oleh Charlie
dan Henderson tampak begitu terpukau mendengarnya. Saya pun dibuat merinding
dengan alunan music itu. Ya ampun…
Scene selanjutnya seorang instruktur
(maybe) memberikan kata-kata motivasi kepada para mariner untuk perang besok
dan memperkenalkan radioman yang baru. Charlie: Private Whitehorse. Namun salah
satu dari mereka yang tampaknya tidak menyukainya itu malah membuat suara
seperti kuda untuk meledek Charlie. Ya, yang terpilih yaitu Charlie, Yahzee,
Enders, dan Henderson. Tapi di sela-sela kata-kata motivasi itu Enders teringat
kembali akan kenangan yang sangat pelik itu. Ledakan-ledakan dan suara tembakan
di saat perang dimana hanya dia yang selamat selama kawan seperjuangannya mati
tertembak dan terkena ledakan.
Kata-kata Yahzee ini sangat
pahlawan-nis banget deh, ketika Enders bertanya untuk apa dia berada disini. “lt's
my war, too, Sergeant. l'm fighting for my country, for my land, for my people.”
Malam harinya adalah perpisahan
antara Rita dan Enders. Sepertinya mereka saling mencintai, namun Enders
menyangkalnya. Sepertinya ;)
Keesokan harinya, perang antara
tentara US dan tentara Jepang kembali dimulai, tank, pesawat tempur, tembakan,
ranjau ada dimana-mana. Memakan begitu banyak nyawa dan kesakitan. Kobaran api
karena tabrakan antara peluru dengan bumi, tubuh-tubuh prajurit yang terlempar,
teriakan-teriakan saling mengomando, ketegangan yang dirasakan oleh para
prajurit, benar-benar tergambar di scene ini. Strategi, kepemimpinan, kerja
sama benar-benar dibutuhkan di saat-saat seperti itu. Namun Enders, disaat
seperti ini pun masih memegang janji yang telah diamanahkan untuknya yaitu
menjaga Yahzee. Namun Yahzee yang perang seperti ini merupakan yang pertama
kali untuknya tampak sangat tegang dan ketakutan. Lagi-lagi bayangan-bayangan
akan teman seperjuangannya yang mati waktu itu terbayang lagi membuat Enders
dengan membabi buta menembaki para tentara Jepang. Tembakan-tembakan terus
berlanjut. Sesama prajurit saling membantu kawan yang tertembak namun saat
membantu dia malah ikut tertembak, sungguh sangat menegangkan namun
mengharukan.
Yahzee doing nothing. Sepertinya dia
sangat ketakutan akan perang ini. Dia tampak bingung. But the war is going on.
Masing-masing kubu saling menembaki. Suara berisik dari tank, ledakan, dan
tembakan-tembakan terdengar dimana-mana. Enders meminta Yahzee untuk memberikan
kode dimana keberadaan mereka dengan titik koordinat dengan radionya sehingga
diterima di pusat. Itu saya kurang mengerti soalnya bahasa Jepang haha. Disadap
atau bagaimana saya gak mengerti haha. Yang jelas setelah itu bala bantuan
datang meriam dari laut ditembakkan dan menghancurkan kubu-kubu tentara Jepang
sambil para pasukan US terus menembaki musuh. Mental Yahzee memang tidak bisa
membunuh dikala prajurit jepang menghunuskan senjata. “Kill him!!” teriak
Enders namun Yahzee tampaknya tidak bisa membunuh. Untungnya Enders bisa
memutuskan leher prajurit itu dengan pisaunya. Huuu, sadis!! -,-
Perang itu berada di SAIPAN…
Begitu banyak prajurit US yang gugur
namun mereka terus berlanjut untuk memecahkan kode si Jepang itu. Enders dan
Henderson melihat ritual yang dilakukan oleh Yahzee dan Charlie. Disaat yang
bersamaan, Henderson memberikan surat dari Rita kepada Enders.
Esok paginya saat Yahzee sedang
mandi, ketika Yahzee ingin mengambil seragamnya namun ditahan oleh orang yang
tidak menyukai Indian. Awalnya Yahzee berusaha sabar, namun oang itu terus
menerus menekannya sehingga Yahzee kehilangan kesabaran dan mereka pun
berkelahi. Enders dan mariner lain datang untuk meleraikan. Aduh, kenapa sih
tuh kok menghina banget? Geregetan haha!!!!
Lalu di scene selanjutnya Henderson
dengan pianikanya berkolaburasi dengan alat music khas Indian yang dimainkan
oleh Charlie. Disini benar-benar harus dicontoh bahwa perbedaan suku bukanlah
masalah. Kita satu bangsa ‘disni Amerika’ perbedaan bukanlah hambatan.
Ada scene tentang cinta-cinta gitu
deh antara Rita dengan Enders, jangan galau ya Enders :’) haha.
Di perjalanan naik mobil apa gitu
saya gak tahu namanya tiba-tiba mereka ditembaki meriam. CURANG!! Perang
kembali berlanjut. Sebenarnya saya udah gak kuat ngeliatnya karena kalau saya ada
disana betapa ketakutannya saya. But review must go on haha. :D
Radio yang dipegang Yahzee tertembak
dan rusak padahal mereka sangat membutuhkan radio itu. Di sela-sela itu, aduh
mau muntah ngeliat yang kakinya putus, Oh God it looks like real -,- Akhirnya
Yahzee mengambil seragam tentara Jepang dan memakainya dan menyamar menjadi
tentara Jepang sementara Enders berpura-pura menjadi tawanan Yahzee. Akting
Enders dan Yahzee fabulous!! Mereka pun berhasil menguasai kubu Jepang dan
untuk pertama kalinya Yahzee membunuh! Yeey!! Hahahaha. Mereka berhasil mencuri
radio, Yahzee mengirim pesan untuk nembak ke koordinat yang diberikannya.
“Fire! Fire!!” Uh keren! Rasakan!! Hahahaha. Kebawa emosi saya!! :D
ledakan-ledakan itu terlihat seperti kembang api.
Malam harinya, Enders minum karena
dia terus-terusan memikirkan kawan-kawannya yang mati di medan perang.
Tampaknya dia terus menyalahkan dirinya akibat kematian mereka. Dia
terus-terusan teringat dan di telinganya terus terngiang-ngiang
teriakan-teriakan kawannya.
Keesokan harinya, ketika matahari
sudah kembali terbit pasukan US pindah ke desa Tanapag. Lagi-lagi music yang
dimainkan oleh Charlie terdengar, kini berkolaborasi dengan harmonica
Henderson. Benar-benar membuat merinding. Enders memasuki rumah warga dan mendapati
seorang anak yang sakit lalu dia memberikan obat yang diberikan Rita ke anak
tersebut. Good man! J
Namun tiba-tiba tembakan kembali
terdengar, mengenai punggung seorang pria yang membawa “tembakan gas api” yang
tengah membujuk seorang gadis. Dia berusaha melindungi gadis kecil itu namun
kakinya malah tertembak dan serangan kembali bertubi-tubi mengenai rumah warga.
Pria yang membawa “tembakan gas api” itu menyuruh gadis kecil itu pergi namun
sebuah peluru mengenai tabung “tembakan gas api” itu dan membakarnya
hidup-hidup. Dia berteriak minta tolong berkali-kali dan Enders pun
“menolongnya” dengan menembaknya. Hard decision :’(. Saling menembak kembali
terjadi. Charlie menolong orang yang selalu menghinanya karena dia seorang
Indian dan orang itu tersadar akan segala tindakannya yang salah karena terlalu
membenci Charlie dan Yahzee. Perang sepertinya tidak mau berakhir. Namun kali
ini dua pahlawan harus gugur. Pertama adalah Henderson. Kepalanya tertebas
pedang oleh seorang prajurit Jepang ketika dia melindungi Charlie. Oh God,
sadis banget -,- setelah itu Charlie menyusul. Dia dikepung oleh lima prajurit
Jepang dan meminta Enders untuk melemparinya ranjau. Yahzee mendapati Charlie
mati, dia begitu sedih dan terpukul lalu Enders mengatakan padanya bahwa dia
yang membunuh Charlie. Yahzee tidak terima akan hal tersebut, dia sangat marah
pada Enders dia hendak membunuh Enders. (Zee, jangan Zee! Enders melakukannya
demi kebaikan!!) Enders meminta Yahzee untuk membunuhnya, namun dia tidak dapat
membunuh Enders. Ya, memang tidak mungkin :’)
Perang terus berlanjut. I hope this
war is over soon L. Setelah Yahzee berdo’a, lagi-lagi
suara tembakan meriam terdengar. Sungguh mengerikan. Ledakan dimana-mana.
Prajurit US menaiki bukit dan kembali perang. Namun mereka terjebak di jalan
yang penuh dengan ranjau dan tiba-tiba musuh menembaki mereka ledakan ranjau
terjadi kemana-mana karena terkena tubuh atau terinjak pasukan yang tertembak
atau sengaja ditembak oleh pasukan
musuh. Satu per satu prajurit US tertembak dan mati.
Pasukan Jepang menembaki sebuah
rudal ke wilayah diamana pasukan US berada menenai tank mereka dan membunuh
banyak prajurit. Ledakan kembali terjadi dimana-mana. Sungguh sangat mencekam.
Seorang prajurit Jepang mencoba untuk mencuri radio prajurit US namun Enders
don’t let it happen. Dia berhasil memegang radio tersebut kembali.
Yahzee menusuk para prajurit Jepang
secara membabi buta, namun Enders tertembak tapi dia menutupinya dan membawa
radio itu ke Yahzee namun kaki Yahzee tertembak tapi dia tidak menyerah. Dia
mengirimkan kode dan memberi tahu titik koordinat keberadaan mereka sementara
Enders membacakan keberadaan mereka sambil melindungi Yahzee. Enders memapah
Yahzee untuk pergi ke tempat yang lebih aman namun kaki Yahzee yang satunya
lagi tertembak membuat semua semakin sulit. Mereka terkepung, Yahzee merasa ini
semua sudah berakhir dan ingin menyerah. Yahzee meminta Enders untuk
membunuhnya. Namun Enders melarangnya mengatakan hal itu. Dia bilang kita akan
membuat sebuah cerita!! Enders menggendong Yahzee ditengah kesekaratannya
dimana para prajurit Jepang menembaki mereka dan melempari mereka dengan
ranjau. Kedua teman mereka yang masih selamat melindungi mereka dan membunuh
satu per satu prajurit Jepang. Di tengah kesekaratannya, Enders masih ingin
melindungi Yahzee dia benar-benar amanah dan tepat janji. Pesawat tempur
mengebom pasukan Jepang! Rasakan!! Tapi dada Enders bolong, dia tertembak dan
benar-benar sekarat. Dia berhasil membuat Yahzee tetap hidup namun dia tidak
dapat hidup. Benar-benar mengharukan. Pahlawan kita, Joe Enders telah gugur.
Kematian yang indah :’)
Beberapa tahun kemudian, George
Washington—anak Yahzee sudah besar. Yahzee memberitahunya akan Enders—seorang
pria yang membuatnya tetap hidup, yang rela mengorbankan nyawanya demi
menyelamatkan nyawanya.
_THE END_
kereeeeeeeeeen untuk reviewnya! 2 thumbs up with 10 stars movie reviews....akan tambah "mencekam" jika ditambahkan terkait akan sikap dan nilai2 dari tokoh2nya serta konflik yang terjadi karena mempertahankan niali dan sikapnya masing...gini aja sdh clear...! Bravoo...bravoo
BalasHapusa lot of thanks pak!! iya ya pak, nanti akan saya coba masukin nilai2nya pak nanti saya edit!!! hehehehe
BalasHapus