Senin, 28 Januari 2013

Noona I

Pepohonan menari-nari di kala angin sepoi lewat sambil bersiul merdu. Suara kreeks dihasilkan dari injakan kaki yang mengenai daun-daun kering. SUara itu berhenti di saat tubuh di depannya bergerak pasti.
"ah, bodoh!" geurutu si pembuat suara. Sang pemilik tubuh utu kembali ke semua setelah mengetahui apa yang terjadi. "aissh! Dingin banget sih diri lo!" Langkah itu diteruskan tanpa umpat-umpat. Namun ranting pohon sepertinya ingin berjabat dengan rambutnya. Gadis itu membuat kerusuhan sendiri. Sebentar-sebentar melirik ke arah pria es itu. 'apa hatinya sedingin wajahnya?' batin gadis itu.
Gadis itu merasa dirinya teramat salah telah menyukai pria seperti es itu.Ya, wajahnya yang dingin namun begitu segar dan memancarkan kedamaian. "apa masalahmu?" gadis itu memaki ranting pohon yang tak kunjung berpisah dengan rambutnya.
Saking sibuknya, gadis itu tidak sadar kalau dia telah memungguni pria pujaannya itu. Gadis itu tersadar, betapa tingginya pria itu. Ya, selama ini dia hanya mengamatinya dari jauh. Ternyata seperti ini berada di dekatnya. Pria itu membantu sang gadis untuk melepaskan ranting dari rambutnya sambil tersenyum. "sudah selesai." ujar pria itu.
'aa ternyata seperti itu suaranya.' batin gadis itu dengan napas terhenti dan telapak tangan berubah dingin. "kakak yang satu ini selalu memperhatikanku, terima kasih." ujar pria itu sambil lalu.
Gadis itu tertancap seperti paku melihat pria pujaannya kembali duduk di bangku putih tadi. "kakak? Umur kita tidak jauh berbeda." gumam gadis itu lebih pada dirinya sendiri sambil tertawa ringan dan terus memperhatikan pria es itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar