Senin, 28 Januari 2013

Noona III

08:06am, Fri 31-12-2010
Bulan purnama begitu bulat sebenarnya. Cahayanya keperakan, hanya saja terutup sebagian oleh sang awan. Angin berhembus begitu kencang sehingga dinginnya membuat orang tak kuasa. Gadis itu seharian menatapi bunga matahari pemberian pria yang disukainya. Sweater tebal sedikit menyelamatkannya dari udara dingin ini.
"bagaimana, tetap terlihat kan walau sudah gelap?" tanya sang pria itu tiba-tiba. Gadis itu tidak tahu sejak kapan pria itu berada di dekatnya.
"kau mengejutkanku." protes gadis itu sambil mengelus dada. Pria itu duduk di bangku taman rumah sang gadis.
"kk, duduklah di sampingku." gadis itu memunggungi sang pria untuk mengambil napas dalam lalu berbalik dan duduk di samping pria itu.
"hei, kukira kau itu pendiam ternyata-", "aku memang pendiam. Tapi, entah mengapa saat dekat kk aku jadi ingin banyak b icara. Aku juga bingung bukankah kk selalu memperhatikanku? Namun, saat kita sedekat ini kk biasa saja."
gadis itu terdiam, apakah benar dia tampak seperti itu? Pria itu menambahi, "kukira kk menyukaiku, ternyata tidak ya? Baiklah, aku mau pulang ya." pria itu bangun dari duduknya, namun itu tidak boleh. Sang gadis harus melakukan sesuatu. Gadis itu menahan tangan pria itu sambil berkata, "saat aku memperhatikanmu, mencuri-curi pandang untuk memandangmu, aku selalu seperti ini. Karena kau sama saat tida menatapku dan saat menatapku."
pria itu kembali duduk, sang gadis memberanikan diri untuk menatap mata pria itu lekat-lekat. "terbuat dari apa matamu itu?" gadis itu mengibaskan tangannya ke mata pria itu.
"mata ini tidak terbuat dari sesuatu yang bernilai. Namun, mata ini begitu terlihat bernilai saat yang melihat mata ini adalah mata kk. Kk, aku bukan orang yang suka basa-basi. Aku ingin kk menjadi temanku di masa depan."
"teman?" tanya gadis itu.
"ya, teman. Seorang teman yang akan melahirkan anak-anakku, menyusui mereka, memberikan kasih sayang pada mereka, dan yang menjaga mereka saat aku kerja. Kk, maukah kau melajang sampai aku meminangmu?"
gadis itu tidak menyangka dengan apa yang dilontarkan pria itu. Namun, dia harus mengerti dan tidak boleh melakukan kesalahan. "aku akan melajang 8 tahun lagi." jawab gadis itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar