06:24am, Sat
01-01-2019
Burung-burung berkicau merdu. Kicauan yang bersahut bagaikan
mendengar instrumen di taman bunga bagi pendengarnya. Burung berbulu kuning itu
tersudut di kandangnya, menunduk, sendiri, dan tidak berkicau. Gadis pemilik
burung itu teramat khawatir melihat burungnya yang satu ini.
"burung, apakah kau sakit? Mengapa kau tidak berkicau
seperti yang lainnya?" ujarnya sambil membuka sangkar sang burung. Gadis
itu mengambil burung kuning itu dari sangkarnya. "kita ke dokter hewan
ya." gadis itu mengambil sangkar yang lebih kecil lagi kemudian memasukkan
burung itu kedalamnya.
"kk mau kemana?" tanya pria itu kepada sanga gadis.
PRia itu datang saat sang gadis melangkah keluar pekarangan rumahnya menuju
dokter hewan. "burungku sepertinya sedang sakit. Aku mau membawanya ke
dokter."
pria itu memperhatikan burung tak bergairah di sangkar yang ditenteng sang gadis. "kk salah,
ayo aku mau mengajak kk ke suatu tempat." gadis itu tidak mau, dia harus
membawa burung itu ke dokter dahulu.
"aku harus-" pria itu menggenggam tangan sang gadis
dan menatap meyakinkan. "percaya sama aku, burung kk pasti akan sehat
lagi." gadis itu tidak tahu akan dibawa kemana oleh pria itu.
Sebuah rumah bercat putih dengan pekarangan luas dan rumput
hijau serta banyak bunga menghiasi. "kk, ini rumah nenekku."
"untuk apa kamu membawaku ke sini?" tanya gadis itu. "lihat
burung disana?" pria itu menunjuk burung yang diam. "dia adalah
burung yang sama dengan burungmu. Dulu, kukira dia sakit. Tetapi, kata nenekku
dia hanya kesepian. Ayo!" pria itu menggenggam tangan gadis itu dan
membawanya mendekati burung yang dimaksud. "ayo, kita jodohkan saja
mereka." kata pria itu sambil mengambil burung milik gadis itu kemudian
memasukkannya ke dalam sangkar burung milik neneknya.
"kk lihat deh. Burung milik kk curi-curi pandang ke
burung milik nenekku. Perhatikan lagi, lama-lama burung milik nenekku
menghampiri vurung milik kk kan?" mereka memperhatikan burung itu dengan
seksama. "ups, bagian ini kita tidak boleh lihat itu privasi mereka."
pria itu menutup mata gadis itu dan menariknya menjauh dari para burung.
"kk, terimakasih sudah melajang selama 8 tahun untukku.
Aku merasa seperti mereka bila tidak bersama kk. Kk, menikahlah denganku."
gadis itu begitu senang mendengar pernyataan pria itu.
"hei, kalau mau
menikah denganku jangan panggil aku kk lagi ya! Kita kan hanya berbeda beberapa
bulan saja." gurau gadis itu. "iya, aku akan menikah denganmu."
tambah gadis itu.
"baiklah, aku tidak akan memanggil kk lagi tapi aku
panggil kamu gadisku." ujar pria itu.
"baiklah priaku, kapan kau akan melamar gadismu
ini?" "malam ini keluargaku akan menemui keluarga gadisku. Cover
undangan pernikahan kita mau yang seperti apa?"
"hei! melamar saja belum. Kau ini!"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar