Senin, 28 Januari 2013

Noona IV

06:24am, Sat 01-01-2019
Burung-burung berkicau merdu. Kicauan yang bersahut bagaikan mendengar instrumen di taman bunga bagi pendengarnya. Burung berbulu kuning itu tersudut di kandangnya, menunduk, sendiri, dan tidak berkicau. Gadis pemilik burung itu teramat khawatir melihat burungnya yang satu ini.
"burung, apakah kau sakit? Mengapa kau tidak berkicau seperti yang lainnya?" ujarnya sambil membuka sangkar sang burung. Gadis itu mengambil burung kuning itu dari sangkarnya. "kita ke dokter hewan ya." gadis itu mengambil sangkar yang lebih kecil lagi kemudian memasukkan burung itu kedalamnya.
"kk mau kemana?" tanya pria itu kepada sanga gadis. PRia itu datang saat sang gadis melangkah keluar pekarangan rumahnya menuju dokter hewan. "burungku sepertinya sedang sakit. Aku mau membawanya ke dokter."
pria itu memperhatikan burung tak bergairah di sangkar  yang ditenteng sang gadis. "kk salah, ayo aku mau mengajak kk ke suatu tempat." gadis itu tidak mau, dia harus membawa burung itu ke dokter dahulu.
"aku harus-" pria itu menggenggam tangan sang gadis dan menatap meyakinkan. "percaya sama aku, burung kk pasti akan sehat lagi." gadis itu tidak tahu akan dibawa kemana oleh pria itu.
Sebuah rumah bercat putih dengan pekarangan luas dan rumput hijau serta banyak bunga menghiasi. "kk, ini rumah nenekku." "untuk apa kamu membawaku ke sini?" tanya gadis itu. "lihat burung disana?" pria itu menunjuk burung yang diam. "dia adalah burung yang sama dengan burungmu. Dulu, kukira dia sakit. Tetapi, kata nenekku dia hanya kesepian. Ayo!" pria itu menggenggam tangan gadis itu dan membawanya mendekati burung yang dimaksud. "ayo, kita jodohkan saja mereka." kata pria itu sambil mengambil burung milik gadis itu kemudian memasukkannya ke dalam sangkar burung milik neneknya.
"kk lihat deh. Burung milik kk curi-curi pandang ke burung milik nenekku. Perhatikan lagi, lama-lama burung milik nenekku menghampiri vurung milik kk kan?" mereka memperhatikan burung itu dengan seksama. "ups, bagian ini kita tidak boleh lihat itu privasi mereka." pria itu menutup mata gadis itu dan menariknya menjauh dari para burung.
"kk, terimakasih sudah melajang selama 8 tahun untukku. Aku merasa seperti mereka bila tidak bersama kk. Kk, menikahlah denganku." gadis itu begitu senang mendengar pernyataan pria itu.
 "hei, kalau mau menikah denganku jangan panggil aku kk lagi ya! Kita kan hanya berbeda beberapa bulan saja." gurau gadis itu. "iya, aku akan menikah denganmu." tambah gadis itu.
"baiklah, aku tidak akan memanggil kk lagi tapi aku panggil kamu gadisku." ujar pria itu.
"baiklah priaku, kapan kau akan melamar gadismu ini?" "malam ini keluargaku akan menemui keluarga gadisku. Cover undangan pernikahan kita mau yang seperti apa?"
"hei! melamar saja belum. Kau ini!"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar