Senin, 28 Januari 2013

Sorot lampu bulat dengan diameter kurang lebih setengah meter begitu menyilaukan. Ruangan itu berwarna putih dan berbau aneh. Satu tangan milik orang tak berwajah melumasi cairan ke perut yang besar itu. tangan orang yang paling dicintai menggenggam keras namun hangat tangan sang istri. "aku tunggu kelahiran ketiga anak kita." ujarnya sambil melepas genggaman sanga gadis perlahan dan menuju pintu keluar. 9 bulan gadis itu measa bahagia, terlebih bahagia karena dia akan melahirkan tiga anak kembar. Tapi, sekarang ini suasana begitu menegangkan. Keluarga sang pria dan keluarga sang gadis menanti kebahagiaan itu dengan khawatir. "tenang nak, istrimu pasti bisa melalui operasi dan melahirkan anak-anakmu. Aku tahu dia sejak kecil. Dia gadis yang kuat." "iya Yah, aku hanya khawatir sedikit." Ayah gadis itu memegang bahu suami anaknya. "wajar, untuk calon ayah. Tenang saja, bayangkan tiga anak! Kamu memang hebat nak." ujar Ayah gadis itu sambil bercanda agar suami anaknya tidak begitu tegang. Satu jam telah berlalu. Seorang dokter bersama dua asistennya yang sudah dikenalnya sejak 9 bulan lalu keluar dengan wajah bahagia. Sang pria menghampriri dokter itu, raut tegang di wajahnya belum juga terusik. "maaf pak!" ujar dokter itu. Sepertinya pria itu tidak ingin mendengar kelanjutan yang akan dikatakan dokter itu. "maaf sekali lagi mungkin agak merugikan bapak dan istri bapak." "kenapa dok?!" sang pria menekan lengan sang dokter agar cepat mengatakan maksudnya. "tidak sesuai prediksi, bayi Anda perempuan dua dan laki-laki satu. Namun, bayi Anda laki-laki dua perempuan satu. Maaf karena mungkin bapak dan istri sudah banyak membeli baju perempuan. Selamat pak! Anak Anda sehat semua. Cantik dan tampan." dengkul sang pria lemas mendengarnya. Keluarga yang sudah mengelilingi dokter itu menepuk-nepuk pundak pria itu. "istri saya dok?" "dia sedang tidur. Memang perjuangan yang melelahkan." jawab dokter itu. "ayo nak, azankan anak-anakmu." ujar Ayah pria itu. Pria itu ditemani sang Ayah berjalan menuju tempat bayinya berada. Kakinya terasa mengambang saking senangnya. Jantungnya berdegup kencang lebih dari saat dia mendengar istrinya hamil. Dari luar, kelihatan tiga anaknya. tak sabar ingin mengadzankannya. Pria dan Ayahnya itu masuk ke ruangan tersebut ditemani seorang perawat. "yang mana yang pertama keluar sus?" tanya pria dari ketiga bayi itu. "yang laki-laki pak, kedua juga laki-laki, terakhir yang perempuan." jawab perawat itu. Sang Ayah baru agak membungkuk menyeyajarkan mulutnya dengan telinga anak pertamanya. Suara adzan yang indah keluar dari mulut pria itu, terdengar bergetar suaranya. Ayah pria itu tak kuasa menahan haru, benar-benar merasa bangga dan bersyukur. Sampai mengadzankan bayinya yang perempuan. Wajah pria itu memerah mungkin karena kebahagiaan yang tak terbendung dan rasa syukur. "Prince Reifano, Prince Rifano, Princess Rifano. Itu nama yang telah kami bicarakan Yah."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar